Jepang merupakan negara dengan laki-laki yang lebih mendominasi susunan masyarakatnya. Negara ini berada di peringkat 110 dari 149 negara dalam indeks kesenjangan gender global Forum Ekonomi Dunia (WEF) terbaru.
Negara ini juga berada di peringkat bawah di antara negara-negara G7 untuk kesetaraan gender. Perdana Menteri Shinzo Abe berjanji memberdayakan perempuan yang bekerja melalui kebijakan yang disebut 'womenomics'. Padahal, perempuan di Jepang berjumlah 51% dari total populasi, menurut data Bank Dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Osaka ditetapkan dalam keadaan darurat sejak 7 April. Komentar Matsui muncul setelah ia menyarankan supermarket membatasi jumlah orang yang memasuki toko, dan merekomendasikan kepada masyarakat hanya berbelanja bahan makanan satu kali setiap dua hingga tiga hari.
Peningkatan tajam kasus infeksi Corona mendorong Perdana Menteri Shinzo Abe memperluas keadaan darurat dari tujuh prefektur ke seluruh negara pada 17 April.
Jumlah kasus positif Corona di Jepang telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini membuat keraguan akan keberhasilan pemerintah mengendalikan penyebarannya.
Hingga Minggu 26 April, 12.829 orang Jepang dikonfirmasi terinfeksi Corona dengan jumlah kematian mencapai 345 orang, menurut Universitas Johns Hopkins. Pada 1 Maret, negara itu hanya memiliki 243 kasus. Lonjakan itu telah mendorong pemberlakuan pembatasan sosial baru secara nasional.
Pekan lalu, tim ahli pemerintah memperingatkan bahwa 400.000 warga Jepang dapat meninggal terkait virus Corona jika tidak ada langkah-langkah pembatasan sosial. Sebagian besar kematian itu dapat disebabkan oleh kurangnya ventilator.
Penanganan Corona di Jepang sudah dikritik sejak awal. Kurangnya respon pemerintah terutama dalam tes Corona jadi penyebabnya.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!