Pandemi COVID-19 membuat sebagian besar hotel dan restoran di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak beroperasi. Bahkan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyebut saat ini hanya ada 48 hotel dan restoran yang buka.
"Yang masih beroperasi sampai dengan saat ini ada 48. Jadi 48 itu hotel dan restoran, bila hotel saja sekitar 30an (yang terdiri dari Hotel) berbintang dan non bintang," ucap Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono kepada detikcom, Kamis (30/4/2020).
Sedangkan untuk hotel dan restoran yang tidak beroperasi, Deddy menyebut jumlahnya mencapai ratusan. Jumlah tersebut berdasarkan data keanggotaan PHRI DIY.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk hotel dan restoran yang tidak beroperasi ada 329, itu yang tercatat sebagai anggota PHRI DIY," kata Deddy.
Menyoal masih beroperasinya hotel dan restoran di DIY, Deddy menyebut karena para pelaku usaha memerlukan pemasukan untuk menutup biaya operasional. Di mana para pemilik hotel meluncurkan program isolasi diri dengan harga terjangkau.
"Alasannya mereka ingin memberi tempat alternatif untuk yang bosan isolasi di rumah, seperti bisa stay di hotel untuk isolasi mandiri dengan harga promo," kata Deddy.
Deddy menambahkan bahwa untuk harga paket stay safe bervariasi karena menyesuaikan kelas hotel. Namun, dia menyebut harga paket tersebut sangat terjangkau dan setidaknya bisa menjadi pemasukan bagi hotel.
"Range harga bervariasi ya, untuk stay safe 14 hari mulai dari Rp 1,2 juta sampai dengan Rp 10 juta di hotel non bintang dan berbintang," ucapnya.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol