Tak Setuju Las Vegas Dibuka Lagi
Situasi yang sama juga dihadapi oleh Victor Chicas, pelayan restoran di Kasino Mandalay Bay. Untuk berhemat, Victor sampai harus menghentikan layanan internet dan TV kabel, bahkan mengosongkan kolam renang di rumahnya untuk menghemat listrik.
Victor juga masih harus berjuang agar penundaan pembayaran cicilan rumahnya bisa disetujui, jadi dia tidak terusir dari rumah, sementara masih harus mengirim uang ke keluarganya yang berada di Guatemala.
Victor sangat butuh pemasukan. Tapi dia tidak setuju apabila Walikota Las Vegas meminta agar 'Kota Dosa' dibuka kembali dan menerima wisatawan.
"Kehidupan itu lebih penting dari apapun. Kamu tidak bisa membeli nyawa dengan uang," kata Victor.
Lebih dari 24% pekerja di Las Vegas sudah mengajukan diri untuk mendapat benefit pengangguran yang disediakan pemerintah. Tapi benefit itu hanya untuk pekerja tertentu saja. Bagi mereka yang bekerja secara mandiri atau pekerja seni, tidak bisa mendaftar untuk benefit yang sama.
Mereka pun terpaksa bekerja dengan cara tradisional. Turun ke jalan dan mempertunjukkan apa yang selama ini biasa mereka lakukan, meski saat ini tidak ada pengunjung yang datang.
"Mereka akan melihat Elvis di sini. Mereka akan berpikir ada sesuatu yang terjadi. Saya jadi seperti sebuah pertanda," kata Chris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Brandy Little (35), ekonom sekaligus warga Las Vegas merasa sangat sedih dengan situasi di kota yang dimukimnya sedari kecil. Brandy sampai menangis saat pertama kali menyetir di jalanan Las Vegas yang kosong melompong, padahal biasanya penuh dengan mobil.
"Tapi jika seluruh dunia sedang terpukul oleh Corona dan kita bergantung pada dunia untuk datang ke sini. Jika mereka terluka, maka kami juga," ujar Brandy.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol