Maskapai dan bandara merekomendasikan pendekatan berlapis untuk melakukan pengamanan sementara saat penerbangan kembali beroperasi sebab tindakan tunggal saja tak akan mampu mengurangi semua risiko selama pandemi.
Dilansir dari Reuters, Kamis (13/5/2020) International Air Transport Association (IATA) dan Airports Council International (ACI) menyatakan rencana pemberlakuan berbagai pendekatan untuk meyakinkan pemerintah bahwa penerbangan aman. Pendekatan berlapis yang dimaksud mencakup pelacakan kontak (contact tracing), pemeriksaan suhu tubuh, pemberlakuan jarak fisik dan sosial, pembersihan ekstra, dan penggunaan masker.
"Keberhasilan memulai kembali perjalanan penumpang melalui udara sambil memulihkan kepercayaan pada keselamatan perjalanan udara merupakan prasyarat penting untuk memungkinkan ekonomi global pulih dari COVID-19," kata IATA dan ACI dalam dokumen tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam kondisi normal, penerbangan menghasilkan USD 2,7 triliun yang berkontribusi dalam PDB global," ujarnya.
Dalam menjalankan berbagai langkah yang telah disebutkan di atas, IATA dan ACI mengatakan mereka bekerja sama dengan mitra industri dalam pendekatan global yang konsisten. Banyak maskapai dan bandara di dunia yang saat ini mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan COVID-19 berdasarkan anjuran pemerintah, termasuk dalam penggunaan masker dan mengosongkan bangku tengah.
Selain itu, IATA dan ACI juga mendukung pengujian COVID-19 yang andal untuk para penumpang. Namun saat ini tes virus dan antibodi bukan solusi yang layak dilakukan di bandara dan belum ada bukti bahwa antibodi dapat memberikan kekebalan. Tindakan pemeriksaan kesehatan itu diperlukan namun harus dilakukan jauh sebelum penumpang tiba di bandara.
Sementara itu, pemeriksaan suhu tubuh saat masuk dan keluar bandara tidak terbukti 100 persen efektif karena pemeriksaan ini mengabaikan penumpang dengan gejala ringan atau sedang dalam masa inkubasi. Akan tetapi menurut IATA dan ACI, tindakan ini masih dibutuhkan karena berguna untuk meyakinkan penumpang dan mencegah perjalanan penumpang yang terduga terinfeksi.
Kemudian, jarak sosial dan fisik harus dibatasi pada fase awal dibukanya penerbangan karena langkah-langkah ini akan membatasi kapasitas bandara dan pesawat saat permintaan perjalanan penerbangan mulai tumbuh.
Di samping itu, pemeriksaan keamanan dan kesehatan harus dilakukan bersamaan bila memungkinkan sehingga penumpang tidak perlu beberapa kali antre untuk diperiksa ulang. Hal ini untuk mencegah terlalu banyak kontak fisik antar manusia.
"Saat ini tidak ada langkah tunggal yang dapat mengurangi semua risiko saat memulai kembali perjalanan udara. Namun kami percaya bahwa implementasi yang efektif berdasarkan hasil dan pendekatan berlapis dari berbagai langkah yang disebutkan di atas yang memungkinkan untuk dilakukan, merupakan cara paling efektif untuk menyeimbangkan mitigasi risiko dengan kebutuhan untuk membuka ekonomi dan perjalanan dalam waktu dekat," tutupnya dalam dokumen itu.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!