Wishnutama Gambarkan Kondisi Pariwisata yang Babak Belur Dihantam Corona

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wishnutama Gambarkan Kondisi Pariwisata yang Babak Belur Dihantam Corona

Putu Intan - detikTravel
Sabtu, 16 Mei 2020 12:45 WIB
Wabah Corona yang melanda Indonesia turut berdampak pada sektor pariwisata. Sejumlah tempat wisata di Yogyakarta pun ditutup dan sepi dari kunjungan wisatawan.
Jalan Malioboro Yogyakarta yang sepi ditinggal wisatawan (Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti)
Jakarta -

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama menyampaikan kondisi pariwisata terkini yang terdampak pandemi Corona atau COVID-19. Dalam webinar yang diadakan Indonesia Tourism Forum, Jumat (15/5/2020) ia mengakui bahwa pariwisata kena imbas terparah dari COVID-19.

"Sebagai sektor padat karya, pariwisata adalah yang paling terpukul oleh krisis kesehatan ini," ungkapnya.

Ia berpedoman pada data World Travel and Tourism Council (WTTC) yang mengungkapkan bahwa secara global, lebih dari 75 juta pekerja pariwisata dalam kondisi berisiko. Selain itu, Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) juga menyampaikan pariwisata internasional akan menurun sampai 70 persen apabila COVID-19 belum tuntas sampai September 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Indonesia sendiri, Wishnutama mengatakan ada lebih dari 13 juta pekerja sektor pariwisata dan 32,5 juta pekerja yang secara tidak langsung terkait pariwisata, yang berisiko terimbas pandemi. Ini terjadi karena hampir seluruh destinasi wisata ditutup guna mencegah penyebaran virus.

Selain itu, ribuan hotel, ratusan restoran dan agen travel juga sudah tutup. Industri penerbangan pun tak luput dari imbasnya, dimana ratusan pesawat akhirnya menganggur karena adanya batasan dalam mobilitas masyarakat.

ADVERTISEMENT

Dengan melihat kondisi tersebut, pemerintah memberikan kebijakan stimulus ekonomi yang nilainya lebih dari USD 24 juta. Stimulus ini mencakup bantuan untuk karyawan yang menganggur, keringanan pajak, restrukturisasi kredit hingga jaring pengaman.

Selain stimulus, Wishnutama menyampaikan, Kemenparekraf telah memberikan sembako, perlengkapan kebersihan dan sanitasi melalui Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) pada pekerja pariwisata. Kemenparekraf juga mengorganisir pelatihan secara online untuk meningkatkan keterampilan pekerja pariwisata yang terdampak pandemi.

Lebih lanjut, Kemenparekraf juga mendukung program pemerintah mengenai jaga jarak sosial dan fisik melalui berbagai kampanye dan menarasikan ulang bahwa masih ada harapan dari pandemi COVID-19.

Untuk membantu sektor kesehatan dan pariwisata secara sekaligus, Kemenparekraf bekerja sama dengan hotel menyediakan akomodasi untuk para tenaga medis. Selain itu ada juga perusahaan transportasi dan agen travel yang menyediakan transportasi untuk antar-jemput tenaga medis.

"Inisiatif ini merupakan contoh bagaimana sektor publik dan pariwisata bekerja sama dalam mitigasi dampak COVID-19. Saya yakin, kemitraan publik dengan swasta ini sejalan dengan langkah-langkah WTTC untuk mengurangi dampak krisis kesehatan global ini," kata Wishnutama.

Saat ini, berbagai negara di dunia sudah mulai membuka kembali pariwisatanya. Ada juga yang sudah mengambil ancang-ancang untuk membuka diri. Namun Wishnutama menyampaikan, saat ini Kemenparekraf masih mempersiapkan sejumlah protokol sebelum kegiatan pariwisata bergeliat lagi.

Wishnutama menyampaikan mengenai sejumlah program dimana pariwisata akan disesuaikan dengan new normal. Untuk protokolnya sendiri, Wishnutama menggandeng Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk merumuskan dan menguji implementasinya. Bali dipilih karena destinasi favorit wisatawan itu dianggap berhasil menangani Corona.




(pin/ddn)

Hide Ads