Niat Ingin Wisata, Pasangan Ini Malah Terjebak 2,5 Bulan di Italia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Niat Ingin Wisata, Pasangan Ini Malah Terjebak 2,5 Bulan di Italia

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Kamis, 28 Mei 2020 20:45 WIB
Turis stuck di Italia
Foto: (Alessandra Tarantino/AP)
Pompeii -

Dua turis dari Amerika Serikat terjebak di Italia saat menuju wisata impian mereka. Akhirnya pasangan ini berhasil mengunjungi kawasan wisata setelah 2,5 bulan.

Dilansir Fox News, Kamis (28/5/2020) pasangan bernama Colleen dan Marvin Hewson tiba di Italia pada Maret lalu untuk mengunjungi reruntuhan kota Romawi di Situs Arkeologi Pompeii, Italia Selatan. Mereka datang berwisata untuk merayakan ulang tahun Marvin ke-75 dan pernikahan mereka ke-30. Setelah sampai, pasangan ini tak menyangka kalau wisata itu akan tutup akibat wabah virus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turis stuck di ItaliaTuris stuck di Italia (Alessandra Tarantino/AP)

Penerbangan untuk pulang tak bisa dilakukan, mereka pun memutuskan untuk tinggal di kota wisata kecil di luar kawasan lockdown. Coleen dan Marvin memutuskan untuk tinggal sementara di sebuah penginapan Airbnb yang menyuguhkan pemandangan Gunung Vesuvius dan Pulau Capri, menurut mlive.

ADVERTISEMENT

Sejak saat itu, Coleen dan Marvin tetap di sana hingga 2,5 bulan lamanya. Menurut Associated Press, mereka biasanya menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan melalui kota dan mengakhiri perjalanan di gerbang taman wisata Pompeii untuk mengintip ke dalam.

Tetapi pada Selasa (26/05), akhirnya bisa memasuki wisata impian mereka bersama beberapa wisatawan lain. Sebagian besar dari wisatawan berasal dari bagian lain Italia.

"Di sini akhirnya kita berhasil masuk. Hanya butuh 2,5 bulan," kata Marvin yang terakhir kali mengunjungi Pompeii di tahun 1960-an.

"Fantastis" kata Coleen yang akhirnya bisa melihat reruntuhan puing-puing di dalam kawasan wisata.

"Aku pantas menunggu untuk melihat mereka dari dekat," katanya.

Namun, salah satu pemandu wisata mengaku sedih karena saat hari pertama wisata ini dibuka, tak banyak wisatawan lokal yang muncul. Padahal kawasan wisata ini baru saja direnovasi yang menghabiskan dana senilai USD 113 juta yang selesai tepat sebelum virus Corona menyebar.

Renovasi dan restorasi dimulai sejak tahun 2012 setelah UNESCO menetapkan bahwa banyak bangunan yang berisiko mengalami kerusakan. Sebagian besar pembangunan didanai oleh Uni Eropa.




(elk/ddn)

Hide Ads