BPS: Dampak COVID-19 ke Wisata Luar Biasa, Perlu Ada Terobosan Baru

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

BPS: Dampak COVID-19 ke Wisata Luar Biasa, Perlu Ada Terobosan Baru

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Selasa, 02 Jun 2020 21:32 WIB
Infografis Turis Wisman Januari 2020 menurut data Badan Pusat Statistik.
Ilustrasi turis Foto: Fuad Hasim
Jakarta -

Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia mengalami penurunan tajam hampir 90 persen pada bulan April lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan April hanya tinggal 160.000 orang wisman. Turun 87 persen jika dibandingkan dengan bulan April tahun lalu.

"Kalau kita lihat grafik merah ini tidak biasa sangat besar efek COVID-19 ke wisata, dan kita harus hati-hati karena ini berdampak pada pendukungnya, tingkat hunian kamar, industri keatif, perdagangan dan seterusnya," ujar Kepala BPS Suhariyanto melalui siaran YouTube BPS, Selasa (2/6/2020) sambil memperlihatkan grafis angka kunjungan wisata ke Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah Wisman bulan April 2020Grafik Jumlah Wisman bulan April 2020 Foto: dok BPS

Dia menambahkan jika dibandingkan dengan bulan Maret 2020, kunjungan wisman turun 66,02 persen.

"Jadi dampak COVID ke wisman betul-betul luar biasa, kita perlu memikirkan terobosan baru supaya sektor ini pulih ke depan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Penurunan turis terjadi di semua pintu masuk menuju Indonesia. "Penurunannya ada yang mencapai 95 persen bahkan ada yang 100 persen. Di Bandara Soekarno-Hatta, penurunan year on year hampir 100 persen, Bandara Ngurah Rai hampir 100 persen, jadi dampak COVID ini betul-betul luar biasa, karena semua negara menerapkan protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Jumlah wisman melalui laut misalnya di Batam mengalami penurunan 99 persen, Benoa, Tanjung Balai Karimun turun 99,94 persen," ujarnya.

Yang menarik, menurut data BPS jika melihat asal turis wisman, Timor Leste mendominasi jumlah kunjungan sebanyak 52 persen dari 160.000 orang tadi.

"Karena kalau dari Timor Leste bisa lewat darat. Dari 160.000, 52 persen dari Timor Leste dan sisanya dari Malaysia dan Singapura," ujarnya.




(ddn/bnl)

Hide Ads