Bulan Bercincin Terlihat di langit Indonesia, Ini Artinya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bulan Bercincin Terlihat di langit Indonesia, Ini Artinya

Rosmha Widiyani - detikTravel
Rabu, 03 Jun 2020 21:45 WIB
Bulan Bercincin Terlihat di langit Indonesia, Ini Artinya
Foto: tangkapan layar Twitter/Bulan Bercincin Terlihat di langit Indonesia, Ini Artinya
Jakarta -

Fenomena bulan bercincin menjadi perbincangan warganet hingga masuk Google Trend, seperti dilihat detikcom pada Rabu (3/6/2020). Di Twitter, fenomena serupa sempat tertangkap kamera netizen pada 1 Juni 2020 di Banyuwangi, Jawa Timur.

Sebelumnya, tampilan bulan dikelilingi pelangi atau lingkaran putih ini muncul pada beberapa tahun sebelumnya. Misal pada 2017 di Yogyakarta, 2016 di Sumedang, dan 2014 di Palembang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netizen menanggapi beragam fenomena bulan bercincin yang tampak sangat berbeda dibanding hari-hari biasa. Ada yang mengomentari kecantikannya namun ada juga yang sedikit iseng.

ADVERTISEMENT

"Bulan semalam, bercincin. Kamu kapan dong pakai cincin," tulis akun @M****P********.

"Ini fenomena bulan bercincin ga cuka disini doang kan ya? Heboh bener story wasaf," tulis akun @n********.

Ada juga yang mengomentari fenomena tersebut mirip salah satu jurus dalam manga Naruto.

"Mugen sukoyomi #bulanbercincin," tulis akun @b**********.

Seperti bulan bercincin, matahari juga bisa tampil dikelilingi halo atau lingkaran yang tampak seperti cincin. Dalam arsip berita detikcom, matahari bercincin terlihat pada 3 April 2020 di Bandung, Jawa Barat.

"Sangat silau sekali, saya pertama lihat saat awal Dzuhur," ujar warga Rajamandala Kulon, Doddy, yang sempat melihat matahari bercincin.

Fenomena matahari bercincin terlihat juga pada 1 Oktober 2019 di Jawa Tengah. Sempat muncul anggapan, fenomena tersebut menandai segera masuk musim hujan yang dibantah Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG Kota Semarang Iis Widyaharmoko.

"Bukan (pertanda masuk musim hujan). Umumnya halo muncul disebabkan oleh kristal es pada awan cirrus biasanya cirrostratus," kata Iis.

Dikutip dari situs EarthSky, bulan bercincin atau matahari disebabkan adanya awan cirrus pada jarak 20 ribu kaki atau lebih di atas kepala. Awan terdiri atas butiran kristal es yang meneruskan cahaya yang dipancarkan bulan atau matahari.

Cahaya inilah yang kemudian terlihat seperti pelangi atau berwarna putih bergantung pada kondisi tiap orang. Fenomena bulan bercincin kerap menjadi penanda akan terjadinya badai. Ilmuwan kadang menyebut fenomena bulan bercincin atau matahari sebagai lingkaran 22 derajat, karena terjadi pada kondisi tersebut dari bulan dan matahari.




(row/erd)

Hide Ads