3 Tahun Dieng Terekam Membeku di Bulan Juni-Juli

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengenal embun es atau embun upas

3 Tahun Dieng Terekam Membeku di Bulan Juni-Juli

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Jumat, 12 Jun 2020 20:10 WIB
Suhu dingin di Dieng, Kamis (26/7/2018).
Embun es di hari Kamis (26/7/2018) (Foto: Uje Hartono/detikcom)
Jakarta -

Kawasan dataran tinggi Dieng dilaporkan membeku di pagi hari ini karena suhu mencapai minus dua derajat. Fenomena serupa terjadi tiga tahun ke belakang.

Dalam catatan detikcom, embun es terbentuk di kawasan Dieng di bulan-bulan Juni-Juli dari tahun 2018 hingga tahun 2020 ini. Kejadian serupa juga terjadi di dataran tinggi Bromo.

Kembali ke hari Kamis, 26 Juli 2018, kawasan Candi Arjuna memutih karena suhunya mencapai minus tiga derajat. Embun es menutupi rerumputan yang ada di sana. Dihari sebelumnya, suhu terendah tercatat minus lima derajat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Es itu akan menghilang perlahan seiring meningginya matahari. Karena suhu yang dingin tersebut, warga merasakan linu di kaki jika keluar rumah tanpa alas kaki. Embun es jadi daya tarik wisatawan. Namun, keberadaannya tak bisa diprediksi.

Di tahun 2019, tepatnya pada hari Senin tanggal 24 Juni, suhu di Dieng tercatat minus sembilan derajat Celsius. Akibatnya, bukan hanya rumput dan daun-daun yang memutih, mobil yang parkir di luar ruangan pun diselimuti salju atau embun yang membeku menjadi es. Beberapa botol yang berisi air juga terlihat membeku.

ADVERTISEMENT

Selama satu minggu berturut-turut, suhu udara di Dieng berada di bawah 0 derajat celsius. Hanya setiap harinya titik terendah suhu udara di Dieng beragam.

Lalu di tahun ini, pada hari ini Jumat, tanggal 12 Juni 2020 embun es kembali menyapa dataran tinggi Dieng. Embun es muncul di komplek Candi Arjuna.

Penyebab Embun Es....

Mengutip BBC Indonesia, fenomena ini dipengaruhi aliran massa udara dingin dan kering dari Australia yang dikenal dengan aliran monsun dingin. Hal itu dijabarkan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R. Prabowo.

Wilayah yang akan terekspos monsun Australia, katanya, adalah bagian selatan Indonesia, seperti Jawa, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Bali.

"Kondisi udara yang relatif lebih dingin, terutama pada malam hari dapat dirasakan lebih signifikan di wilayah dataran tinggi atau pegunungan," ujarnya.

Mulyono mengatakan fenomena ini normal dan rutin terjadi di musim kemarau. Saat kemarau, ujarnya, udara sangat sedikit tertutup oleh awan dan saat siang permukaan tanah mendapat radiasi panas yang cukup banyak.

Akibatnya, di siang hari, suhu dapat menjadi sangat panas. "Namun saat malam hari, bumi bergantian melepaskan panas (ke atmosfer). Kondisi demikian menyebabkan suhu di permukaan menjadi turun," ujar Mulyono.

Dihimpun dari berbagai penelitian, embun upas atau embun es ini merugikan petani kentang di berbagai daerah dataran tinggi. Namun, keberadaanya dinantikan wisatawan.

Embun upas atau embun es membuat tanaman kentang mati. Namun, efek dari fenomena ini adalah tanah pertanian menjadi semakin subur.

Mengutip Antara, biasanya, petani akan memasang pelindung tanaman kentang saat memasuki puncak musim kemarau. Bulan Juli-September diprediksi munculnya embun upas yang tebal.

Di Dieng, embun upas biasa ditemui di kawasan Candi Arjuno dan bila di Bromo, kamu bisa melihatnya di Pasir Berbisik, bila beruntung. Pastikan selalu memakai pakaian tebal ya!



Simak Video "Penampakan Embun Es Selimuti Komplek Candi Arjuna Dieng"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads