Dalam konferensi pers via Zoom dengan tema 'Tantangan Kompleksitas Pengembalian Dana Industri Travel di Tengah Pandemi COVID-19', Rabu (17/6/2020) Astindo (Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia) menceritakan bagaimana proses refund tiket pesawat di tengah pandemi Corona.
"Biasanya jika kita ingin melakukan beberapa refund, bisa dilakukan secara otomatis cukup dengan memasukkan data saja. Namun sekarang hampir semua perjalanan kita dibatalkan dan menyebabkan tumpukan refund di maskapai. Dan mau tidak mau kita harus menunggu konfirmasi dari maskapai," ungkap Sekjen Astindo Pauline Suharni.
Hal ini juga ditambahkan oleh Gerry Soejatman, Aviation Expert yang menjelaskan skema refund tiket pesawat antara travel agent dengan maskapai.
"Dulu travel agent harus mengasih deposit kepada maskapai yang nanti ditukarkan dengan tiket kosong. Dan nanti juga ada voucher yang bisa dipakaikan untuk dijual. Jika ada tiket refund maskapai cukup memberikan dokumen kepada maskapai, nanti maskapai akan menyelesaikan dokumen dan mengabari travel agent dan mengembalikan dalam bentuk cash,"
"Semenjak pindah ke e-ticket, maskapai tidak memakai deposit lagi namun mereka meminta travel agent meletakkan sejumlah uang yang nantinya akan menjadi saldo. Misalnya ada penjualan tiket pesawat yang dikurangi adalah saldo tersebut. Dan bila ada refund, maskapai akan mengembalikannya ke dalam bentuk top up balance ke travel agent," ungkap Gerry.
Gerry juga menambahkan kesulitan dalam proses refund di masa sekarang karena tidak adanya perputaran uang di dalam maskapai. Hingga mereka kesulitan mengembalikan dalam bentuk cash ke konsumen.
"Dalam kondisi sekarang, mau ngasih balik cash ke konsumen itu sulit karena tidak adanya penjualan. Mungkin banyak yang mengeluh karena tidak dikasih tunai karena mekanisme tadi. Jika tidak ada penjualan, maka uang pun tidak bisa berputar. Inilah yang menjadi tantangan bagi travel agent di masa sekarang. Dari maskapai yang biasanya jumlah refund sedikit masih bisa dikerjakan cepat. Namun sekarang hampir semua penerbangan menghadapi refund besar-besaran hingga datanya menumpuk," tambahnya.
"Maskapai juga menghadapi dilema dalam proses refund. Pertama refund menumpuk, yang kedua cara membalikan refund cash ke penumpang bagaimana. Airlines pun juga bingung dimana mereka harus tetap beroperasi, dilema harus dibalikin atau bagaimana. Jika dibalikin dalam bentuk cash, maskapai bangkrut, travel agent pun luntang-lantung dan ini akan mempengaruhi maskapai juga. Jika ditahan semua juga nggak benar, karena mereka juga nggak bisa terbang. Dan solusinya adalah tidak membalikan dalam bentuk cash," papar Gerry.
Dari pihak travel agent, Pauline mengutarakan bahwa mereka juga kesulitan mengembalikan dalam bentuk cash kepada konsumen karena tidak bisa mencairkan uang yang berada di top up balance maskapai. Biasanya mereka bisa menalangi dengan penjualan lain.
"Top up saldo atau uang virtual kita di maskapai saat ini mengendap dan tidak bisa diuangkan. Jadi ketika konsumen ingin melakukan refund, biasanya uang akan kembali ke dalam top up saldo dan kita akan kembalikan dalam bentuk cash kepada konsumen dari hasil penjualan tiket lain," ujarnya.
"Tapi kondisi saat sekarang ini kita tidak bisa menjual tiket karena banyaknya maskapai tidak beroperasi, hingga uang top up saldo itu tidak berputar. Kita juga mengalami kesulitan menarik dana dari maskapai karena mereka juga tidak beroperasi," jelas Pauline.
Konsumen diharap sabar
Pauline pun berharap kepada konsumen untuk bersabar hingga proses dari maskapai selesai. Sebagai travel agent pun mereka berusaha untuk mengupdate perkembangan kepada para konsumennya.
'Kami berharap konsumen mohon bersabar dulu bila proses refundnya terkesan lama. Kami akan tetap memberikan informasi kepada konsumen mengenai perkembangan proses refund ini," tutupnya.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol