Otoritas Pengembangan Masyarakat mengkonfirmasi bahwa rumah-rumah ibadah lain mulai boleh membuka pintunya pada Kamis lalu, sehari setelah masjid-masjid buka.
Masih dengan regulasi pembatasan COVID-19, rumah-rumah ibadah ini akan dibuka secara bertahap. Yang pertama adalah Kuil Guru Darbar Sindhi, rumah ibadah hindu di Dubai.
Kesempatan ini dinikmati oleh 80 jamaah pada siang hari dan 180 pengunjung pada malam hari. Jumlah ini adalah batas kapasitas 30 persen yang diperbolehkan oleh pemerintah Dubai.
Seperti yang diwajibkan untuk umat muslim, umat hindu yang ada di sana pun harus membawa buku doa sendiri dan tak diperbolehkan untuk berjabat tangan.
Masker dan sarung tangan diminta untuk selalu dikenakan oleh pemuja. Pengecekan suhu pun dilakukan sebelum masuk ke dalam kuil.
"Kami telah meliat dimulainya kembali aktivitas di semua tempat ibadah di Dubai," ujar Dr Omar Al Muthanna, Kepala Eksekutif Sektor Lisensi dan Pemantauan CDA.
Biara Buddha Mahamevnawa masih menunggu tanggal yang tepat untuk kembali membuka pintunya. Biara ini biasanya memiliki 1.500 pengunjung pada hari Jumat di Jumeirah.
Upaya untuk segera membuka rumah ibadah ini terlihat jelas. Para sukarelawan di sana sudah memasang terowongan sanitasi di pintu masuk untuk umat yang hendak berdoa.
"Ini akan menjadi tantangan karena ini adalah ruangan kecil. Kami juga akan memperkenalkan jadwal online, " kata Rubesh Pillai, seorang relawan.
Vihara ini hanya akan menerima 50 umat saat ibadah di hari Jumat. Lagi-lagi karena pembatasan berskala besar, rumah-rumah ibadah harus putar otak untuk bersama-sama menyenangkan dua belah pihak, pemerintah dan umat.
"Memperkenalkan jadwal online pun adalah tantangan bagi kami. Banyak orang yang datang ke sini tidak mampu untuk membeli smarthphone. Sehingga sangat sulit untuk berkomunikasi dengan mereka," ungkapnya.
Dua Gereja katolik di Emirat, St Mary's dan St Francis of Assisi pun masih menunggu kepastian tanggal pembukaan. Pihak gereja harus menunggu klarifikasi dalam tata cara penerimaan Perjamuan Kudus.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!