Gunung Fuji ditutup sementara selama pandemi Corona. Untuk mencegah pendaki nekat menerabas, otoritas setempat memasang kamera pengawas dan alarm.
Bulan Juni merupakan masa puncak ramainya wisatawan datang ke Gunung Fuji. Dalam kondisi normal, ribuan orang berbondong-bondong mendaki gunung tertinggi di Jepang itu. Sayangnya, tahun 2020 ini semua orang harus menahan keinginannya menikmati musim panas di sana untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.
Sempat dijadwalkan akan buka kembali pada 10 Juli, pemerintah Prefektur Shizuoka dan Yamanashi memutuskan untuk menutup jalur pendakian sepanjang musim panas sampai berakhirnya musim pendakian yakni di bulan September. Untuk memperketat penjagaan, di salah satu jalur pendakian yakni Yoshida di Kota Fujiyoshida, dipasang barikade untuk mencegah pendaki menerabas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Desa Penyembuh di Kaki Gunung Fuji |
Dikutip dari Sora News, ada dua jenis barikade yang didirikan. Pertama di pos pemeriksaan pertama dipasang palang logam yang membentang dan diberi tanda-tanda dalam bahasa Jepang, Inggris, dan Cina yang menjelaskan bahwa gunung itu ditutup.
Kemudian calon pendaki mengabaikan semua itu, sekitar 30 meter dari sana ada pagar yang lebih kokoh dengan alarm yang berbunyi jika ada yang mendekat. Lalu terdengar rekaman mengumumkan "Bahaya! Bahaya!" Jangan masuk." Area ini juga dipantau dengan kamera keamanan.
Selain jalur pendakian, berbagai fasilitas wisata di sekitar Fuji juga ditutup untuk sementara. Fasilitas yang meliputi penginapan, toko persediaan, dan bantuan darurat saat ini tidak beroperasi.
Baca juga: Mendaki Gunung Fuji Tak Lagi Gratis |
Setiap tahunnya, Gunung Fuji ramai dikunjungi wisatawan. Pada 2019, sekitar 236 ribu pendaki tercatat mampir ke Gunung Fuji. Namun gunung ini hanya memiliki 4 rute pendakian.
Kondisi ini dikhawatirkan akan membuat pendaki sesak, belum lagi medan yang ditempuh juga tak mudah seperti cuaca yang tak menentu dan jalan yang berliku. Kemudian ditambah pula dengan virus Corona yang akhirnya dikhawatirkan akan menyebabkan pendaki rawan mengalami kecelakaan.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan