Garuda Indonesia tengah fokus untuk mendorong perjalanan wisatawan domestik di dalam negeri. Tujuannya agar pariwisata kembali tumbuh di era new normal ini.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Irfan Setiaputra menyampaikan bahwa saat ini mereka tak dapat bergantung pada penerbangan internasional. Pada 2019, wisatawan asal Malaysia, China, Singapura, Australia dan Jepang merupakan yang terbanyak datang ke Indonesia. Namun saat ini negara-negara tersebut masih menutup diri untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.
"Ada lima negara yang pada tahun 2019 merupakan pengunjung terbesar masuk ke Indonesia. Sayangnya lima negara itu melakukan pembatasan-pembatasan untuk bepergian, contohnya seperti Australia melarang seluruh warganya keluar dari Australia sampai akhir tahun," kata Irfan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat kondisi ini, Garuda Indonesia ingin lebih mendorong perjalanan wisata di dalam negeri. Sampai saat ini, Garuda Indonesia masih lebih banyak melayani perjalanan orang untuk urusan pekerjaan sementara untuk liburan, masih terkendala dengan kondisi pandemi.
"Fokus kita lebih ke wisatawan nusantara. Jadi Garuda dengan teman-teman di industri operasional penerbangan saat ini sangat fokus untuk memastikan new normal terjadi di dalam pesawat. Dan sebelum dan keluar dari pesawat," ujar Irfan.
"Penting sekali untuk memberikan dan meningkatkan confidence masyarakat untuk bepergian. Oleh sebab itu Garuda sangat menekankan soal ini jadi kita fokus sekali ke physical distancing. Walaupun kita tahu dari sisi operasi dan pendapatan punya pengaruh yang besar tetapi buat kami lebih penting lagi memastikan bahwa publik itu yakin untuk terbang lagi sehingga recovery dari industri lebih cepat. Kalau recovery lebih cepat otomatis wisatawan akan semakin meningkat," imbuhnya.
Selain itu Garuda Indonesia juga bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam melakukan promosi untuk mempercepat dan meningkatkan penerbangan. Promosi itu termasuk mengajak masyarakat Indonesia untuk berlibur di Indonesia saja alih-alih melancong ke luar negeri.
Langkah lain untuk mendorong wisatawan domestik adalah dengan pembentukan holding aviasi yang diinisiasi Kementerian BUMN. Irfan menyampaikan, kerja sama itu melibatkan PT Garuda Indonesia Tbk, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Pelita Air Services, dan PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
"Ini akan mempermudah aksi-aksi peningkatan pariwisata. Ini satu pintu, situasinya akan seperti Dubai, Abu Dhabi, Qatar maupun Singapura yang bekerja sama dengan sejumlah BUMN di holding aviasi," kata Irfan.
Kemudian, Garuda Indonesia juga menggandeng pemerintah daerah untuk memberikan relaksasi bagi mobilitas masyarakat. Sebagaimana diketahui, saat ini untuk memasuki sebuah daerah, terdapat aturan menunjukkan SIKM yang dapat menghambat laju mobilitas.
Selebihnya, Garuda Indonesia juga melakukan kerja sama dengan industri pariwisata untuk membuat paket-paket wisata. Tak lupa mereka juga mengkampanyekan penerbangan yang aman dan sehat sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum