Negara tetangga Indonesia, Malaysia dan Singapura akan saling membuka kembali perbatasan antar kedua negara (travel bubble). Keputusan itu setidaknya akan diambil pada bulan depan.
Menurut Menteri Luar Negeri, Datuk Seri Hishammuddin Hussein seperti dikutip dari Malaysia Mail, Senin (13/7/2020), mengatakan Diskusi sedang berlangsung dengan rekan-rekan dari Singapura terdiri dari empat kategori perjalanan yang diusulkan - Reciprocal Green Lane (RGL), Periodic Commuting Arrangement (PCA), warga dari kedua negara komuter dan pembukaan kembali perbatasan.
Ia senang mengumumkan bahwa negosiasi untuk dua kategori utama berjalan positif. Hishammuddin mengatakan pembukaan kembali pembatasan tidaklah mudah, sebagai pemerintah harus mempertimbangkan langkah-langkah untuk meminimalisir keberlanjutan COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui diskusi ini, Malaysia secara konsisten menekankan pada kepentingan kedua negara dalam mencapai konsensus dalam hal prosedur operasi standar (SOP) dan protokol kesehatan masyarakat untuk COVID-19," tambahnya.
Hishammuddin mengatakan RGL merupakan urusan penting dan urusan resmi yang melibatkan kedua negara, sementara PCA memungkinkan warga negara Malaysia dan Singapura yang memegang kartu imigrasi jangka panjang (untuk tujuan bisnis dan pekerja) kembali ke rumah secara berkala untuk istirahat sejenak.
Senin pagi, Menteri Senior, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengatakan pemerintah Malaysia sudah menggelar pertemuan khusus menteri Malaysia yang membahas mengenai perintah pengendalian gerakan. Salah satu yang dibahas adalah masalah SOP perjalanan untuk komunitas bisnis dengan perkiraan ada sekitar 250.000 warga Malaysia yang harus melakukan perjalanan setiap harinya karena bekerja.
Malaysia juga tengah berdiskusi dengan 6 negara yang sudah masuk kategori zona hijau untuk COVID-19 yakni Singapura, Brunei, Selandia Baru, Jepang, Australia dan Korea Selatan. Hishammuddin mengatakan warga dari 6 negara ini bisa dikecualikan dari aturan larangan masuk dengan beberapa kriteria seperti pelajar, atau pemasok makanan. "Bagaimanapun, setiap keputusan sehubungan dengan pengecualian di atas hanya akan diselesaikan dalam pertemuan tentang MCO (Movement Control Order) dan Kabinet," katanya.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!