Pramugara dan pramugari kereta api jarak jauh tak pelit menebar senyum. Padahal, tak cuma cerita gembira yang mereka punyai, terkadang hal-hal tak diduga yang bikin luka juga dialami, seperti apa?
Bekerja di dalam rangkaian gerbong kereta, menjumpai ratusan penumpang, dan situasi yang bermacam-macam membuat pramugara dan pramugari kereta api alias prama dan prami menyimpan banyak kisah selama perjalanan. Tak semuanya manis, yang pahit pun ada.Apalagi, perjalanan dilakukan pulang-pergi (PP) dengan kereta yang sama.
detikTravel merangkum kisah mereka melalui wawancara eksklusif. Berikut kisahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rute dinas dibagikan langsung dari pusat. Ada rute terpanjang dari Jakarta-Malang, sampai yang terpendek biasanya Jakarta-Bandung," ujar Gina Salsabila, seorang pramugari kereta api yang bertugas belum genap setahun ini.
![]() |
Prami dan prama yang mendapatkan rute Jakarta menuju Malang atau Surabaya akan berangkat di satu hari dan pulang di hari berikutnya. Ini berarti mereka sudah bekerja dua hari.
"Setelah dinas PP, kami akan diberi satu hari istirahat (rest) dan satu hari cuti. Jadi, kami punya waktu dua hari untuk istirahat," kata Gina sambil tersenyum.
Saat tiba di kota tujuan, mereka akan tinggal di mess yang sudah disediakan. Pramugari kereta api dan pramugari kereta api harus istirahat sebelum kembali bertugas kembali ke Jakarta.
Untuk rute terpendek beda lagi. Contohnya, untuk rute dari Jakarta menuju Bandung yang hanya membutuhkan waktu tempuh selama tiga jam.
"Rute pendek biasanya pergi-pulang-pergi, tapi tetap disiapkan mess oleh pusat," ujar Bayu Inggar, seorang pramugara.
Karena panjangnya waktu dinas, prama dan prami mengaku jarang liburan bersama keluarga. Jika ada waktu libur akan mereka memilih untuk beristirahat dengan berdiam di rumah.
"Jarang liburan, kalau ada waktu dipakai istirahat sih," kata dia.
![]() |
"Belum lagi kalau rel anjlok, harus delay karena paling tidak perbaikan sampai tiga jam," Gina menimpali.
Tapi bukan berarti tak ada hal menyenangkan yang dialami oleh prama dan prami. Bayu, yang sudah bekerja lebih dari satu tahun, senang dengan profesinya sebagai pramugara kereta api jarak jauh. Dia bisa singgah di banyak kota tanpa perlu merogoh kocek sendiri. Selain itu, sejumlah pengalaman berharga didapatnya saat bertugas.
"Pernah juga ketemu sama Wakil Presiden KH Maruf Amin. Waktu itu saya yang membawakan pulpen untuk beliau yang mau tanda tangan peresmian," Bayu berujar.
Begitu pula yang dirasakan oleh Gina. Gina tidak pernah liburan ke luar kota kalau bukan karena menjadi pramugari. Selain itu, dia juga memiliki alasan khusus yang membuatnya makin jatuh cinta dengan pekerjaan sebagai pramugari kereta api.
"Tiap perjalanan pasti selalu melihat anak-anak kecil digendong bapaknya sambil dadah-dadah (melambaikan tangan, red) ke arah kereta. Ini mengingatkan saya dengan kasih sayang seorang ayah. Hangat rasanya," ujar Gina Sumringah.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum