Hong Kong tetap menjadi pilihan terbaik usai pandemi Corona. Kawasan ini mampu menangani COVID-19 dengan baik, hanya ada 1.300 kasus di kota berpenduduk 7,5 juta itu.
Kini, wisatawan mengkhawatirkan masalah lain, yakni hukum Keamanan Nasional yang diperkenalkan oleh China pada 30 Juni lalu. Ada sejumlah larangan di dalamnya.
Hal utama yang jadi sorotan yakni tindakan pemisahan diri, subversi kekuasaan negara, kegiatan teroris dan kolusi dengan pasukan asing atau eksternal untuk membahayakan keamanan nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Hong Kong menegaskan bahwa undang-undang itu hanya akan berimbas pada minoritas yang sangat kecil. Namun wisatawan internasional tetap mempertanyakannya.
Dalam undang-undang terbaru Pasal 34 menyatakan bahwa orang asing di Hong Kong dapat dikenakan deportasi jika melanggar hukum, bahkan tanpa dituntut terlebih dulu.
Sementara itu, Pasal 38 menegaskan bahwa hukum tersebut berlaku untuk pelanggaran yang dilakukan di luar kawasan oleh orang asing yang bukan penduduk Hong Kong atau China.
Akibatnya, undang-undang baru itu memicu perbincangan serius di Amerika Serikat, Australia, Kanada juga Inggris. Mereka ingin adanya perubahan peringatan perjalanan dan memberitahu adanya risiko pengawasan, penahanan dan deportasi yang merinci hukuman maksimum penjara seumur hidup.
Kombinasi COVID-19 dan aksi demo yang terus bergulir menghasilkan pertanyaan tentang bagaimana pemulihannya nanti. Diperkirakan turis asal AS-Inggris akan berkurang drastis.
Namun, wisatawan dari daratan China ke Hong Kong adalah yang terbesar. Jumlahnya sekitar 70% dari total kedatangan dan mereka akan merasa lebih aman dan senang bila berkunjung ke Hong Kong.
Apakah hukum baru mempengaruhi wisatawan?
Menurut juru bicara pemerintah Hong Kong, undang-undang keamanan nasional seharusnya tidak mempengaruhi sebagian besar warga Hong Kong, termasuk turis dan investor. Apa lagi mereka telah mematuhi hukum dan tidak berpartisipasi dalam tindakan yang mengancam keamanan nasional.
Lalu, apa contoh kasus spesifik tentang tindakan atau kegiatan yang mengancam keamanan nasional? Apa dampak yang diterima orang asing yang mengunjungi Hong Kong?
Sayangnya juru bicara itu tidak menjelaskan lebih lanjut.
"Sulit untuk memastikan dampak undang-undang keamanan nasional terhadap pariwisata Hong Kong saat ini. Tapi turis kelas atas sangat tidak mungkin terpengaruh," jamin juru bicara Badan Pariwisata Hong Kong.
Para ahli masih mengkaji aturan terbaru Hong Kong ini. Namun, para turis dikatakan tak menyukai risiko dan ketidakpastian. "Sebagian besar sarjana hukum masih berusaha memahami apa arti undang-undang itu dan apa akibatnya yang menciptakan ketidakpastian. Turis tidak menyukai risiko dan mereka tidak menyukai ketidakpastian," ujar Dosen pariwisata senior Denis Tolkach dari James Cook University Australia.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum