Raja, si elang ular bido dilepasliarkan di kawasan rimba Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) pada Kamis (16/7). Bukan hanya sekali, pelepas liaran hewan endemik di kawasan tersebut sudah berlangsung sejak 2014 lalu.
Raja, elang Ular Bido (Spirlonis cheela), berjenis kelamin jantan. Dia diserahkan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jakarta setelah melewati masa rehabilitasi kurang lebih enam bulan lamanya di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), Loji-Bogor.
"Spesies yang menurut IUCN berstatus least concern dan termasuk satwa yang dilindungi oleh pemerintah ini pun dikembalikan ke rumahnya di alam. Kesiapan ini dinilai setelah dilakukan pemantauan dari sisi medis dan pola perilakunya," kata Kepala Balai TNGHS, Ahmad Munawir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munawir berharap, upaya melepasliakran seperti ini terus berlanjut. Munawir berharap dukungan dan kerjasama semua pihak selain pemerintah daerah, terutama PT Indonesia Power Kamojang POMU Unit PLTP Gunung Salak yang berada di kawasan untuk bersama-sama menjaga dan mengawasi kelestarian alam di kawasan TNGHS.
![]() |
"Kegiatan pelepasliaran elang ini menunjukkan komitmen bersama untuk terus mewujudkan mimpi agar sang raptor tetap lestari di Kawasan TNGHS khususnya dan tatar pasundan umumnya," Munawir menambahkan.
Sementara itu, Ervan Ambarita Manajer Unit PLTP Gunung Salak Kamojang POMU mengatakan pelepasliaran elang merupakan kerjasama pihaknya dengan Balai TNGHS.
"Sebagai wujud PT Indonesia Power mendukung balai taman nasional, kita mulai pelepasan elang itu dari tahun 2014 kita sudah kerja sama dengan balai nasional, setiap tahunnya kita akan melepaskan elang jika memang ada elang hasil dari rehabilitasi untuk dilepaskan ke alam," Ervan mengungkapkan.
Ervan mengatakan pelepasliaran merupakan program tahunan pihaknya dengan TNGHS. Menurutnya program itu juga tertuang dalam rencana pengusahaan pemanfaatan jasa lingkungan.
"Selain elang kita juga ada beberapa hewan endemik lainnya seperti owa jawa yang merupakan hewan endemik di taman nasional dan juga ada beberapa hewan endemik lain. Jadi kita suport, sebagai perusahaan kita terus mensuport juga, ini dimulai dari tahun 2014 dan akan terus berlanjut hingga ke depan," kata dia.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum