Dunia traveling diprediksi tidak akan pulih hingga tahun 2024. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA).
The International Air Transport Association (IATA), menarik kembali pernyataan yang berisi hanya 1-2 tahun saja kondisi dunia traveling akan pulih terkait pandemi virus Corona. IATA sekarang menyebut pulihnya dunia traveling bisa sampai tahun 2024.
"Industri bisa melihat potensi rebound dari jurang sejak penutupan di bulan April, tapi berita buruknya peningkatan itu sama sekali nggak terlihat," kata Brian Pearce, Chief Economist IATA seperti dikutip detikTravel dari AP, Rabu (29/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Traffic dunia penerbangan selama pandemi Corona bulan Juni ini turun hingga 86,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bulan April, mencapai 94,1% dibanding periode yang sama tahun 2019 lalu.
Meningkatnya tingkat kepercayaan bisnis juga tidak dibarengi dengan peningkatan perjalanan udara. China yang sudah bounce back, ternyata malah tidak dikuti negara lain. Contohnya Amerika Serikat yang justru sekarang dihajar habis-habisan oleh virus Corona.
"Ada sedikit tanda, bahwa virus Corona sudah menyerang banyak pasar ekonomi berkembang. Dengan dikombinasikan Amerika Serikat yang merepresentasikan 40% pasar penerbangan global. Apabila penutupan masih terus berlanjut, maka pemulihan dunia penerbangan akan jadi sangat panjang," sambung Pearce.
Banyak maskapai yang sekarang berdarah-darah gara-gara kesulitan menjaring penumpang. Apalagi kapasitas pesawat kini diturunkan, jadi tinggal di bawah kapasitas maksimalnya. Untuk sekadar balik modal pun pihak maskapai masih kesulitan.
Penerbangan domestik kini jadi andalan maskapai-maskapai dunia, meski volumenya hanya 62,9% dari sebelumnya. Sedangkan untuk penerbangan internasional, menurut data IATA sekarang jumlahnya hanya tinggal 38,9% dari semula.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum