Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki banyak tempat wisata potensial, baik situs sejarah maupun taman nasional yang populer di Indonesia bahkan dunia. Di setiap kabupaten pada pulau itu, ada tempat wisata yang sangat penting dan indah hingga tergambar di dalam mata uang Indonesia.
Jazilul menyebutkan di kabupaten Ende saja ada danau Kelimutu serta ada rumah pengasingan Bung Karno. Kemudian di kabupaten Ngada ada Kampung Bena, di Manggarai ada Wae Rebo, dan Manggarai Barat ada Labuan Bajo, serta banyak lagi tempat wisata potensial lainnya. Meski demikian, ia merasa promosi pariwisata tentang pulau Flores masih kurang maksimal.
"Seharusnya dipromosikan seperti Bali," ujar Jazilul Fawaid, dalam keterangannya, Sabtu (1/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikan olehnya saat mengunjungi Kampung Bena hari Jumat (31/7). Jazilul mengakui wabah COVID-19 menjadi penyebab dunia pariwisata menjadi sepi. Namun pada masa-masa normal tempat wisata di daerah lain biasanya ramai oleh penjual jasa, seperti tukang foto, penjual oleh-oleh, kerajinan, dan sektor jasa lainnya. Hal itu tidak ia temukan di Kampung Bena dan tempat wisata lainnya di pulau Flores.
"Di sini hanya disuruh tanda tangan dan setelah itu masuk," ungkapnya.
Lebih lanjut, Jazilul juga mengatakan pada tempat-tempat wisata yang ada di pulau Flores, tidak tersedia ruang bagi pedagang dan pelaku jasa wisata lainnya.
"Hal demikian membuat sektor wisata yang ada tidak memberi dampak menguntungkan bagi masyarakat sekitar," imbuhnya.
Menurut Jazilul, potensi yang besar di pulau Flores dalam sektor wisata perlu lebih dipromosikan dan dikembangkan agar mampu memberi kesejahteraan bagi masyarakat. Ia mengusulkan agar sektor wisata di pulau itu dapat berkembang maka harus ditempuh dengan beberapa cara.
Pertama, harus melakukan kerja sama dengan agen atau biro travel. Biro travel itulah yang bertugas untuk mempromosikan, mengundang, dan mengajak masyarakat luas untuk berwisata di pulau Flores. Kedua,kaum pengguna medsos, entah itu Facebook, YouTube, Twitter, dan Instagram ikut mempromosikan tempat wisata di pulau ini. Penggiat medsos yang kebanyakan kaum milenial, tentu akan semakin menarik bila mereka membuat foto di lokasi-lokasi wisata pulau Flores.
"Media sosial kan mudah, murah, dan cepat. Jadi pihak pemerintah kabupaten dan provinsi bisa melakukan kerja bareng dengan kaum medsos. Dengan gaya milenial pastinya akan menarik orang untuk datang ke pulau Flores," jelasnya.
Jazilul pun merasa kagum saat datang melihat bangunan yang sudah berdiri sejak 1.200 tahun yang lalu di Kampung Bena. Selama ini dirinya hanya melihat Kampung Bena yang tersusun dari kayu dan ijuk di gambar-gambar yang tersebar. Dalam kunjungan itu, Jazilul juga melihat rumah dan bangunan dengan ragam ukuran dan bentuk, serta melihat penduduk yang sedang menenun dan membeli beberapa kain hasil tenunan.
"Banyak filosofi dari bangunan yang ada di kampung ini," pungkasnya.
(mul/mpr)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan