Tradisi adat Seblang Bakungan di Kecamatan Glagah, Banyuwangi digelar dengan suasana sangat sederhana dan khidmat. Agenda itu digelar tanpa penonton.
Berbeda dengan Seblang Olehsari yang tak bisa digelar pada bulan Syawal, kegiatan ritual Seblang Bakungan bisa digelar meski dengan banyak pembatasan, Minggu malam (9/8/2020).
Penabuh gamelan juga wajib mengikuti protokol kesehatan dengan mengenakan masker, dan face shield hingga ritual usai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika biasanya tarian Seblang disaksikan ratusan masyarakat dari berbagai daerah, hingga mancanegara, namun untuk tahun ini tanpa ada penonton. Warga setempat kita larang mendekati arena pertunjukan tarian Seblang agar tidak sampai menimbulkan kerumunan sebagaimana anjuran pemerintah," kata Ketua Adat Seblang Bakungan, Heru Purwoko, kepada detikcom.
Sebagai gantinya, kata Heru, pihak panitia menyiarkan ritual tahunan yang rutin digelar sepekan setelah Hari Raya Idul Adha ini dengan live streaming agar bisa disaksikan warga di rumah melalui gawai masing-masing.
![]() |
"Tetap kita jalankan tradisi leluhur ini sebagaimana tahun sebelumnya. Hanya saja, karena ini masih dalam pandemi, kita patuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Seluruh panitia hingga penabuh gamelan harus mengenakan masker. Seblang Bakungan tahun ini kita gelar tanpa penonton. Kita juga siagakan Linmas di penjuru jalan agar tidak ada warga yang masuk. Ini dilakukan untuk menghindari kerumunan massa," jelasnya.
Penari Seblang Bakungan dibawakan oleh wanita tua dalam kondisi kesurupan. Tahun ini, penarinya masih dibawakan oleh Supani, wanita berusia 60 tahun lebih yang merupakan keturunan dari penari seblang sebelumnya.
Seblang merupakan singkatan dari sebele ilang atau sialnya hilang, yang diharapkan melalui ritual ini warga desa dijauhkan dari pagebluk, sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat kepada sang pencipta atas hasil pertaniannya yang melimpah.
"Kalau bicara tentang ritual ini berarti bicara tentang kepercayaan. Seblang ini dulu diciptakan sebagai ungkapan syukur sekaligus untuk tolak bala. Warga mempercayai melalui ritual ini desa akan dijauhkan dari pagebluk. Di masa pandemi seperti ini, melalui ritual ini warga juga berharap agar pagebluk yang bernama COVID-19 ini bisa segera hilang," ujar Aikanu Hariyono, budayawan Banyuwangi.
![]() |
Sesi bagi-bagi kembang dhermo juga tetap disajikan pada ritual Seblang tahun ini. Karana tidak ada penonton di sekeliling arena pertunjukan, penari Seblang terpaksa harus berjalan mendekati rumah warga sekitar untuk membagikan-bagikan bunga yang sudah disiapkan. Warga percaya, bunga yang diperoleh dari penari Seblang ini bisa mendatangkan kebaikan dalam kehidupan sehari-harinya.
Baca juga: Melihat Ritual Seblang Bakungan yang Magis |
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan kegiatan ritual di Banyuwangi dihelat dengan protokol kesehatan, termasuk Seblang Bakungan. Ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi penularan COVID-19 di masyarakat.
"Tentu ini dilakukan dengan kesepakatan bersama antara tokoh masyarakat dan pemerintah. Alhamdulillah di Banyuwangi kesadaran masyarakat khususnya tokoh masyarakat sangat patuh," kata dia.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol