Di tengah pandemi Corona, traveler harus hati-hati kalau belanja di luar negeri. Seperti di Turki, ada turis yang digetok harga kebab per buah Rp 700 ribuan.
Pandemi Corona memang jadi masa-masa yang sangat sulit bagi pemilik usaha restoran, kafe dan hotel. Tapi itu tidak jadi alasan untuk berbuat curang demi mendapatkan keuntungan.
Sebuah hotel pantai dan bar di kota Bodrum, Turki menuai sensasi setelah kedapatan meminta turis untuk membayar harga yang lebih mahal untuk makanan yang dipesannya. Untuk sebuah doner kebab, harga yang dibanderol adalah 369 Lira (atau setara Rp 744 ribuan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam foto nota yang beredar di media sosial, selain kebab yang super mahal itu, ada juga segelas kopi yang dihargai 61 Lira (Rp 123 ribuan), padahal gelasnya cuma kecil seukuran gelas kopi ekspresso.
Turis yang mau berenang di pantai juga diminta untuk membayar. Tak tanggung-tanggung, untuk dapat akses bisa berenang di pantai eksklusif milik hotel, turis diminta untuk membayar sebesar 550 Lira (setara Rp 1,1 juta).
Banyak turis pun mengeluh dengan harga yang serba mahal itu. Kebanyakan dari mereka berkomentar bahwa harga tersebut sangat mahal dari biasanya. Sebagai ilustrasi, satu buah doner kebab di sana biasa dijual 20 Lira (Rp 40 ribuan).
Baca juga: Liburan Idul Adha, Pantai di Turki Sesak |
"Hanya orang bodoh yang mau membayar sebanyak itu untuk kebab. Kamu harus tanya dulu harga makanannya, lalu ambil gambar sebagai bukti. Jika harganya tidak sesuai, pergi tinggalkan saja restoran itu," komentar traveler bernama Matthew Albrecht.
"Hindari Turki. Mereka terlalu rakus dan mengambil banyak uang dari turis, Sungguh keterlaluan," imbuh June Clarik.
Turki memang saat ini sudah membuka kembali sektor pariwisatanya. Sejak bulan Juni, Turki sudah membuka lagi negaranya untuk dikunjungi wisatawan. Dengan adanya kasus ini, traveler harap hati-hati ya.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan