Hotel Bali Jadi Rumah Turis Sampai Perjuangan Citilink Kala Pandemi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

5 Berita Terpopuler

Hotel Bali Jadi Rumah Turis Sampai Perjuangan Citilink Kala Pandemi

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Kamis, 13 Agu 2020 05:09 WIB
Hotel Bali Jadi Rumah Turis Sampai Perjuangan Citilink Kala Pandemi
Foto: Grandyos Zafna/detikcom
Jakarta -

Pandemi corona membuat hotel Bali jadi rumah sementara para turis selama berbulan-bulan. Ada juga 4 berita lain yang tak kalah seru.

Dihimpun detikcom, Kamis (13/8/2020), berita pariwisata Rabu kemarin (12/8) diramaikan oleh cerita dari pelaku hotel Bali yang harus menampung para turis selama pandemi.

Dari luar negeri, Ladies Market Mong Kok di Hong Kong juga mencuri perhatian traveler. Awalnya menjadi tempat belanja kaum wanita, kini pasar ini juga digemari kaum pria dan wisatawan karena harga barangnya yang miring.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kembali ke Bali, agaknya traveler juga penasaran akan nasib Trans Studio Mall Bali di masa New Normal. Gimana ya nasib mall terbesar di Bali itu saat ini?

Bergeser ke Chennai di India, ada juga taman buaya populer di sana yang terpukul akibat COVID-19. Malah, taman buaya ini sampai kehabisan dana karena tak ada uang masuk. Waduh.

ADVERTISEMENT

Kembali ke dalam negeri, pihak maskapai Citilink juga sempat blak-blakan perihal kondisinya selama pandemi. Dimulai dari momen Idul Fitri, maskapai bersayap hijau itu masih berjuang.

Berikut Round Up 5 berita terpopuler hari Rabu (12/8).

1. Cerita hotel Bali yang jadi rumah turis selama pandemi

Hotel di Bali Ini Jadi Tempat Berteduh Turis Selama Pandemi Foto: Grandyos Zafna/detikcom
Hanya sedikit hotel di kawasan Legian, Bali yang mampu bertahan, Fashion Hotel salah satunya. Erwin Rachman, Hotel Manager Fashion Hotel Legian, menjelaskan keadaan selama pandemi di sana.

"Satu dari sedikit hotel yang masih buka selama pandemi. Ada lebih dari 11 penginapan. Semenjak Nyepi sudah sepi di bulan Maret," kata Erwin pada detikTravel di lokasi.

Pandemi membuat sebagian turis atau ekspatriat harus bertahan lebih lama di Bali. Fashion Hotel Legian bahkan juga menerima tamu yang tinggal berbulan-bulan di kamarnya.

Berapa harga kamar Fashion Hotel Legian saat ini? Erwin menyebut harga kamarnya diawali dari harga Rp 250 ribu termasuk sarapan dan ada harga khusus untuk kamar deluxe dan suite.

2. Pasar murah favorit wisatawan di Hong Kong

Ladies Market Instagenic di Mong Kok, Hong Kong (Foto: Randy/detikTravel)
Kalau mencari oleh-oleh dari Hong Kong, Ladies Market Mong Kok adalah tempat yang paling lengkap. Ada oleh-oleh mainstream seperti gantungan kunci, gunting kuku bermotif Hong Kong sampai baju bertuliskan I Love Hong Kong.

Selain oleh-oleh mainstream seperti disebutkan di atas, pasar malam Mong Kok juga menjual kosmetik impor dari Korea, sepatu bermerk, coklat dan snack impor yang harganya cukup bersahabat di kantong.

Ladies Market Instagenic di Mong Kok, Hong KongLadies Market Instagenic di Mong Kok, Hong Kong (Randy/detikTravel)

Menariknya, kamu juga bisa mencoba menawar harga barang di sini. Namun, pastikan kamu benar-benar membeli barangnya kalau sudah menawar. Jika tidak, siap-siap saja diomeli sang penjual.

Toko-toko di ladies market ini buka hingga pukul 11 malam di hari biasa dan hingga 12 malam atau 1 pagi di hari libur. Hanya di momen pandemi, tentu ada penyesuaian di Hong Kong.

3. New Normal di mall terbesar Bali

Trans Studio Mall Bali Foto: Grandyos Zafna/detikcom
Mal jadi salah satu tempat paling terdampak virus Corona, tak terkecuali Trans Studio Mall Bali. Biasanya sebelum pandemi, puluhan ribu orang mengunjungi pusat perbelanjaan dan hiburan ini.

Menjelang sore, di awal Agustus lalu, tim detikTravel mendatangi Trans Studio Mall Bali. Di sepanjang perjalanan menuju TSM, pusat perbelanjaan yang lain juga terlihat sepi.

Trans Studio Mall BaliTrans Studio Mall Bali Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Kini jam operasi Trans Studio Mall Bali lebih singkat, yakni dari pukul jam 10.00-22.00 di hari libur dan pukul 10.30-20.30 di hari biasa. Pusat perbelanjaan ini masih menutup taman rekreasi indoor-nya.

Sebelum masuk Trans Studio Mall Bali, tiap pengunjung diwajibkan mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer. Hanya pengunjung yang bersuhu di bawah 37.3 yang diperbolehkan masuk ke mal.

4. Taman Buaya India yang kehabisan dana akibat corona

Taman buaya Madras Crocodile Bank di India Foto: Getty Images/iStockphoto/cskorik
Wabah virus Corona membuat India memutuskan untuk lockdown. Taman wisata buaya Madras Crocodile Bank, yang berjarak sekitar 40 km dari Chennai, itu ditutup sejak Maret 2020.

Tanpa kedatangan wisatawan, taman buaya itu kehilangan cukup banyak pendapatan. Di saat bersamaan, pengelola taman tetap harus menghidupi buaya-buaya itu, juga membayar staf, dan melakukan penelitian.

Menurut laporan Reuters pada 10 Agustus 2020, lockdown selama musim liburan musim panas, operasional taman buaya itu menelan biaya sekitar 14 juta rupee (setara dengan Rp 2,7 miliar). Sementara itu, jumlah pengunjung turun hampir 2,5 juta.

Tiket masuk taman buaya memang menjadi salah satu pendapatan terbesar Madras Crocodile Bank itu. Penjualan tiket satu tahun, sekitar 5 juta tiket, biasanya menghasilkan sekitar setengah dari pendapatan taman buaya tersebut.

Dengan belum meredanya kasus virus Corona, belum bisa dipastikan pula pembukaan taman buaya itu.

5. Blak-blakan Citilink di tengah pandemi

Citilink terbang ke Banyuwangi Foto: (Ardian Fanani/detikcom)
Maskapai bersayap hijau muda Citilink menjadi salah satu maskapai dalam negeri yang terdampak pandemi COVID-19. Malah, maskapai bujet ini sempat menyetop penerbangannya beberapa kali.

Menjawab rasa penasaran traveler, Resty Kusandarina, VP Corporate Secretary & CSR Citilink, membeberkannya kepada detikTravel lewat wawancara akhusus pekan lalu.

"Ceritanya dimulai dari masa mudik, pesawat nggak beroperasi. Kami mulai lakukan diversifikasi bisnis dan kargo di sini," kata Resty.

Resty Kusandarina, VP Corporate Secretary & CSR CitilinkResty Kusandarina, VP Corporate Secretary & CSR Citilink (Ahmad Masaul Khoiri/detikTravel)

Citilink giat meningkatkan kampanye untuk mengatrol jasa kargonya. Sampai sekarang, perusahaan masih menjalankan pesawat freighter atau khusus kargo.

Sepanjang periode wabah virus Corona ini, Citilink sempat melakukan on-off penerbangan. Tapi, saat ini frekuensi penerbangannya mulai membaik.

Kini, Citilink telah melayani penerbangan dengan rata-rata 168 frekuensi penerbangan setiap harinya. Di dalamnya ada sejumlah 58 rute ke 26 kota destinasi.

Halaman 2 dari 6
Hanya sedikit hotel di kawasan Legian, Bali yang mampu bertahan, Fashion Hotel salah satunya. Erwin Rachman, Hotel Manager Fashion Hotel Legian, menjelaskan keadaan selama pandemi di sana.

"Satu dari sedikit hotel yang masih buka selama pandemi. Ada lebih dari 11 penginapan. Semenjak Nyepi sudah sepi di bulan Maret," kata Erwin pada detikTravel di lokasi.

Pandemi membuat sebagian turis atau ekspatriat harus bertahan lebih lama di Bali. Fashion Hotel Legian bahkan juga menerima tamu yang tinggal berbulan-bulan di kamarnya.

Berapa harga kamar Fashion Hotel Legian saat ini? Erwin menyebut harga kamarnya diawali dari harga Rp 250 ribu termasuk sarapan dan ada harga khusus untuk kamar deluxe dan suite.

Kalau mencari oleh-oleh dari Hong Kong, Ladies Market Mong Kok adalah tempat yang paling lengkap. Ada oleh-oleh mainstream seperti gantungan kunci, gunting kuku bermotif Hong Kong sampai baju bertuliskan I Love Hong Kong.

Selain oleh-oleh mainstream seperti disebutkan di atas, pasar malam Mong Kok juga menjual kosmetik impor dari Korea, sepatu bermerk, coklat dan snack impor yang harganya cukup bersahabat di kantong.

Ladies Market Instagenic di Mong Kok, Hong KongLadies Market Instagenic di Mong Kok, Hong Kong (Randy/detikTravel)

Menariknya, kamu juga bisa mencoba menawar harga barang di sini. Namun, pastikan kamu benar-benar membeli barangnya kalau sudah menawar. Jika tidak, siap-siap saja diomeli sang penjual.

Toko-toko di ladies market ini buka hingga pukul 11 malam di hari biasa dan hingga 12 malam atau 1 pagi di hari libur. Hanya di momen pandemi, tentu ada penyesuaian di Hong Kong.

Mal jadi salah satu tempat paling terdampak virus Corona, tak terkecuali Trans Studio Mall Bali. Biasanya sebelum pandemi, puluhan ribu orang mengunjungi pusat perbelanjaan dan hiburan ini.

Menjelang sore, di awal Agustus lalu, tim detikTravel mendatangi Trans Studio Mall Bali. Di sepanjang perjalanan menuju TSM, pusat perbelanjaan yang lain juga terlihat sepi.

Trans Studio Mall BaliTrans Studio Mall Bali Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Kini jam operasi Trans Studio Mall Bali lebih singkat, yakni dari pukul jam 10.00-22.00 di hari libur dan pukul 10.30-20.30 di hari biasa. Pusat perbelanjaan ini masih menutup taman rekreasi indoor-nya.

Sebelum masuk Trans Studio Mall Bali, tiap pengunjung diwajibkan mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer. Hanya pengunjung yang bersuhu di bawah 37.3 yang diperbolehkan masuk ke mal.

Wabah virus Corona membuat India memutuskan untuk lockdown. Taman wisata buaya Madras Crocodile Bank, yang berjarak sekitar 40 km dari Chennai, itu ditutup sejak Maret 2020.

Tanpa kedatangan wisatawan, taman buaya itu kehilangan cukup banyak pendapatan. Di saat bersamaan, pengelola taman tetap harus menghidupi buaya-buaya itu, juga membayar staf, dan melakukan penelitian.

Menurut laporan Reuters pada 10 Agustus 2020, lockdown selama musim liburan musim panas, operasional taman buaya itu menelan biaya sekitar 14 juta rupee (setara dengan Rp 2,7 miliar). Sementara itu, jumlah pengunjung turun hampir 2,5 juta.

Tiket masuk taman buaya memang menjadi salah satu pendapatan terbesar Madras Crocodile Bank itu. Penjualan tiket satu tahun, sekitar 5 juta tiket, biasanya menghasilkan sekitar setengah dari pendapatan taman buaya tersebut.

Dengan belum meredanya kasus virus Corona, belum bisa dipastikan pula pembukaan taman buaya itu.

Maskapai bersayap hijau muda Citilink menjadi salah satu maskapai dalam negeri yang terdampak pandemi COVID-19. Malah, maskapai bujet ini sempat menyetop penerbangannya beberapa kali.

Menjawab rasa penasaran traveler, Resty Kusandarina, VP Corporate Secretary & CSR Citilink, membeberkannya kepada detikTravel lewat wawancara akhusus pekan lalu.

"Ceritanya dimulai dari masa mudik, pesawat nggak beroperasi. Kami mulai lakukan diversifikasi bisnis dan kargo di sini," kata Resty.

Resty Kusandarina, VP Corporate Secretary & CSR CitilinkResty Kusandarina, VP Corporate Secretary & CSR Citilink (Ahmad Masaul Khoiri/detikTravel)

Citilink giat meningkatkan kampanye untuk mengatrol jasa kargonya. Sampai sekarang, perusahaan masih menjalankan pesawat freighter atau khusus kargo.

Sepanjang periode wabah virus Corona ini, Citilink sempat melakukan on-off penerbangan. Tapi, saat ini frekuensi penerbangannya mulai membaik.

Kini, Citilink telah melayani penerbangan dengan rata-rata 168 frekuensi penerbangan setiap harinya. Di dalamnya ada sejumlah 58 rute ke 26 kota destinasi.

(rdy/ddn)

Hide Ads