Merajut Keberagaman Indonesia Lewat Transportasi Udara

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Merajut Keberagaman Indonesia Lewat Transportasi Udara

Bonauli - detikTravel
Jumat, 14 Agu 2020 20:42 WIB
Business people boarding airplane, walking up the staircase.
Ilustrasi pesawat (Getty Images/izusek)
Jakarta -

Sebagai negara kepulauan, transportasi udara menjadi salah satu yang favorit di Indonesia. Liburan ke tempat terluar jadi lebih mudah.

Kementerian Perhubungan mengadakan diskusi Webinar dengan Tema Trasnportasi untuk Merajut Keberagaman. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membuka acara dengan menjelaskan bahwa transportasi menjadi peran penting untuk menghubungkan Indonesia.

"Mari kita wujudkan transportasi sebagai alat pemersatu bangsa menuju Indonesia maju dan sejahtera. Karena transportasi memiliki peran penting untuk menghubungkan satu wilayah dan wilayah yang lain dan menjadi urat nadi untuk wilayah lain," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selaras dengan program prioritas presiden dan wakil presiden, ada 37 rute yang dibangun ditempat tinggi, 21 bandara baru dan perbaikan 175 bandara. Membangun infrastruktur di daerah pinggir diyakini membangun keterhubungan antar masyarakat.

"Contohnya Pulau Miangas sudah mudah dijangkau. Selain itu ada bandara baru di Bintan, kemudian di Barito Utara, Toraja, Papua dan Papua Barat," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Budi Karya menambahkan bahwa bandara terluar, terpencil, terluar dan perbatasan diharapkan akan memudahkan masyarakat dalam hal pendidikan anak-anak bangsa.

"Transportasi adalah jembatan untuk memperkuat persatuan bukan sebaliknya, merusak. Kehadiran transportasi bandara menambah wawasan untuk mengenal suku dan budaya lain," ujarnya

"Kemenhub akan terus menambah transportasi udara dengan komitmen membuat akses semakin terjangkau, kesenjangan perekonomian di wilayah terluar bisa terkikis. Bantuan APD dan sampel obat Corona juga bisa disalurkan," jelasnya.

Pandemi Corona jelas memberikan dampak yang sangat besar dalam pembangunan infrastruktur. Budi Karya mengakui bahwa di tengah pandemi pembangunan tidaklah maksimal.

"Tapi kami sedang recovery. Dilema yang paling dalam adalah berkaitan dengan harus mengawal protokol kesehatan adalah menjaga jarak. Ini otomatis mengurangi kapasitas, mengurangi keekonomian dari transportasi," tuturnya.

Namun Kemenhub tak mau berdiam diri. Strategi equilibrium terus dicari, jaga jarak tetap dilaksanakan dan transportasi harus dijalankan agar ekonomi tidak terhambat, seperti pariwisata dan lainnya.

"Kami tetap mengutamakan protokol kesehatan. Kami meminta semua stakeholder untuk mengikuti namun tetap jalan," paparnya.

(bnl/ddn)

Hide Ads