Tempat wisata dengan luas terbesar di Asia Tenggara mulai dibangun di Jawa Tengah. Tempat bernama Jateng Valley itu berada di hutan Peggaron, Ungaran, Kabupaten Semarang.
Awal pembangunan ditandai dengan Ground Breaking yang digelar hari ini. Sejak direncanakan tahun 2010, akhirnya tempat wisata seluas 371,88 hektar itu mulai terealisasi.
"Ini bukan proyek baru, sejak tahun 2010 saya tangani, tapi tahun 2012 saya lepas karena rumitnya birokrasi dan isu-isu tidak membangun. Rencana pembangunan Jateng Valley ini Rp 2 triliun secara bertahap, namun setelah didalami dengan berbagai pertimbangan, akan meningkat sebagai konsekuensi sebagai tempat wisata terbesar kelima di dunia dan terbesar se-Asia Tenggara, ini dari Google," kata kata Direktur PT Taman Wisata Jateng, Priyo Handoko di lokasi Ground Breaking, Sabtu (15/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Nantinya bakal banyak wahana di sana antara lain Eco Safari, Botanical Garden, Eco Theme Park, Eco Water Park, Eco Hotel dan Resort, dan masih banyak lagi, termasuk hiburan yang memadukan teknologi. Museum juga akan dihadirkan dengan wujud bahtera Nuh.
"Intinya, tidak hanya menawarkan hiburan, tapi juga edukasi," tandasnya di Semarang.
Sementara itu Dirut Perhutani, Wahyu Kucoro dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan terkait lingkungan yang ditegaskan agar tetap berorientasi lingkungan pada pembangunannya yang memakan waktu 2 tahun lebih.
"Karena ini tempat wisata yang mau dibuat di hutan, saya harapkan orientasi lingkungan tetap nomor satu. Saya minta detil itu diperhatikan, termasuk energinya menggunakan green energy. Agar, orang datang ke sini selain mendapat hiburan juga mendapat pelajaran tentang eco friendly. Tempatnya enak, nyaman, hutannya masih terjaga dan semua yang datang sadar pentingnya menjaga lingkungan," kata Ganjar.
![]() |
Ganjar juga menjelaskan soal upaya realisasi proyek yang sudah direncanakan sebelum ia menjadi Gubernur Jateng itu. Proyek itu sempat mangkrak karena berbagai macam kendala mulai sulitnya investasi bahkan soal paradigma.
"Kendalanya macam-macam, ada administrasi, soal paradigma dan lainnya. Mungkin ya, saat itu kalau orang mau investasi dipersulit. Mungkin ya, makanya saya tadi sampaikan, bahwa saya sepertinya terlihat untuk jadi 'Buldozer' untuk membereskan masalah-masalah seperti ini, dan jadilah seperti hari ini," ujarnya.
Untuk diketahui, akses untuk menuju tempat wisata ini cukup mudah. Dari Kota Semarang jika sudah memasuki gerbang Kabupaten Semarang, maka akan ada rambu jalan untuk belok ke kiri kemudian mengikuti jalan tersebut. Sedangkan untuk yang lewat tol akan lebih mudah karena nantinya akan terkoneksi.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!