Agustinus Wibowo memiliki pengalaman panjang traveling. Bermula dari teman kuliahnya, seorang mahasiswa asal Jepang dan ada kisah kereta kelas kambing.
Agus yang berasal dari Lumajang, Jawa Timur, boleh dibilang minim pengalaman traveling saat kuliah di Universitas Tsinghua di Beijing, China pada 2000. Dia melihat ada perbedaan mendalam dirinya dan teman-teman kampusnya yang berasal dari Eropa dan Jepang.
"Banyak teman-teman dari negara lain tuh sudah pada traveling. Backpacking itu buat orang Eropa, Jepang hal yang normal sekali," kata Agustinus dalam IGLive bersama detikTravel, Sabtu (15/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, teman kuliahnya seorang perempuan dari Jepang itulah yang membuat Agus mulai tergelitik untuk turut jalan-jalan.
"Ada teman saya, perempuan dari Jepang, dia enggak bisa bahasa Inggris sama sekali, enggak bisa bahasa Indonesia. Dia cuma bisa bahasa Jepang. Tapi, dia bisa keliling Indonesia, bahkan ke pulau-pulau yang terpencil gitu sendiri, dia cewek, lho," kata Agustinus.
"Saya saja sebagai laki-laki, saya keluar kota masih dagdigdug ya, ini cewek cuma sendirian enggak bisa Bahasa Inggris enggak Bahasa Indonesia malah bisa keliling Indonesia," dia menambahkan.
"Di satu sisi, itu menjadi tantangan buat saya namun di sisi lain saya berpikir,"ternyata traveling itu tidak sesusah yang dibayangkan," kata dia.
Tiga tahun kemudian, Agus, sapaan karib Agustinus Wibowo, bertekad untuk melakukan traveling ke luar China. Hasrat untuk traveling betul-betul menggebu-gebu kendati dia cuma memiliki uang pas-pasan.
Makanya, Agus pun mencari destinasi yang pas di kantong. Mongolia.
"Tahun 2003 saya baru mulai traveling, backpacker ke Mongolia yang pertama. Karena domisilinya di Beijing, jadi destinasi yang paling murah ya ke Mongolia," ujar pria yang baru saja berulang tahun ke-39 pada 8 Agustus itu.
"Kalau dari Beijing kita bisa naik kereta kan, kereta kelas kambinglah, kereta yang paling murah sampai ke Mongolia tidak sampai USD 30 biayanya, jadi waktu itu murah sekali destinasinya.
Rupanya, perjalanan dari Mongolia itulah yang membuat Agus kecanduan traveling. Hingga kemudian dia melakukan perjalanan ke Pakistan, Afganistan, dan negara-negara pecahan Uni Soviet. Dia juga menyusuri perbatasan Indonesia di Aceh dan Papua Nugini.
"Dan juga negara-negara yang saya pergi kebanyakan negara-negaranya tetangga China, karena waktu itu saya kan mahasiswa ya jadi dana juga terbatas, jadi cuma bisa ke negara-negara tetangga yang bisa jalur darat. Jadi termasuk Pakistan, Afganistan, Vietnam dan sebagainya," kata dia.
Rangkaian perjalanan itu dibukukan Agustinus Wibowo dalam sejumlah buku. Yakni, Garis Batas, Selimut Debu, dan Titik Nol. Saat ini, Agustinus, yang pernah bertugas sebagai jurnalis di Afganistan itu, sedang menyiapkan sebuah buku perjalanan.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol