Maldives Jadi Negara Paling Tercemar Mikroplastik

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Maldives Jadi Negara Paling Tercemar Mikroplastik

Bonauli - detikTravel
Senin, 24 Agu 2020 08:41 WIB
Couple on a tropical beach jetty at Maldives
Maldives (Thinkstock)
Male -

Sampah mikroplastik bukan hanya ada di sekitar kita, tapi sudah ke ujung bumi. Menurut penelitian terbaru menunjukkan kalau Maldives yang paling tercemar sampah plastik.

Mikroplastik adalah potongan plastik yang berdiameter lebih kecil dari 5 milimeter atau seukuran biji wijen. Sampah jenis ini paling banyak ditemukan di lautan dan badan air lainnya.

Ilmuwan kelautan dari Universitas Flinders, Australia mencatat bahwa tingkat polusi di 22 lokasi di lepas Pantai Naifaru tercemar mikroplastik. Sampah mikroplastik bahkan masuk hingga ke pasir pantai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mikroplastik ditemukan dalam konsentrasi tinggi di perairan sekitar Naifaru," kata Toby Patti, peneliti utama dalam studi tersebut.

Konsentrasi mikroplastik yang ditemukan di Naifaru adalah 55-1127,5 mikroplastik per kilogram. Jumlah ini lebih besar dari yang ditemukan sebelumnya di lokasi padat penduduk di Tamil Nadu India.

ADVERTISEMENT

Konsentrasi serupa ditemukan di pulau kosong dan berpenghuni di Maldives yaitu 197-877 partikel per kilogram. Tingginya mikroplastik ini kemungkinan besar merupakan transferan dari negara-negara tetangga di Samudera Hindia. Belum lagi kebijakan reklamasi, sistem pembuangan limbah dan air limbah yang tidak sesuai standar.

"Pulau-pulau yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah juga berkontribusi pada konsentrasi mikroplastik yang tinggi," ujar Profesor Karena Burke da Silva, Dekan Sekolah Tinggi Sains dan Teknik di Universitas Flinders.

Menurut Silva, praktik pengelolaan sampah di Maldives saat ini tidak mengikuti pertumbuhan penduduk dan laju pembangunan.

"Negara kepulauan kecil ini menghadapi beberapa tantangan terkait sistem pengelolaan sampah dan telah menyaksikan peningkatan sampah sampai 58 persen per kapita di pulau-pulau lokal dalam satu dekade terakhir," tambahnya.

The Internasional Union for Conservastion (IUCN) memperkirakan delapan juta ton plastik berakhir di laut setiap tahun. Ini jelas mempengaruhi rantai makanan dan pasokan air dunia.

Sementara itu, mikroplastik dapat membantu memasukkan kontaminan lain ke dalam makanan. Polutan organik yang persisten dan racun lain dalam air bisa masuk lewat mikroplastik. Jika dikonsumsi oleh plankton, kontaminan bisa diteruskan melalui rantai makanan ke ikan kecil dan berakhir pada manusia.

Mikroplastik berasal dari berbagai sumber, termasuk sampah plastik besar yang terus terurai menjadi potongan kecil. Selain itu ada microbeads, sejenis mikroplastik yang berukuran kecil dari plastik polietilen buatan yang ditambahkan dalam produk kesehatan dan kecantikan. Partikel kecil ini bisa dengan mudah melewati sistem penyaringan air dan menyebabkan masalah lingkungan.

[Gambas:Video 20detik]



(bnl/ddn)

Hide Ads