Jamasan Gedongsongo yang Tak Sama

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jamasan Gedongsongo yang Tak Sama

Akbar Hari Mukti - detikTravel
Sabtu, 29 Agu 2020 20:45 WIB
Jamasan di Candi Gedongsongo
Jamasan di Candi Gedongsongo (Akbar Hari Mukti/detikTravel)
Ungaran -

Tradisi jamasan Gedongsongo tahun ini berbeda ketimbang tahun-tahun sebelumnya karena pandemi virus Corona. Tapi, tak mengurangi makna sama sekali.

Puluhan warga Dusun Darum, Krajan, dan Candi, Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang mengikuti kegiatan Jamasan Gedongsongo, Sabtu (29/8/2020). Para warga, mengenakan pakaian adat Jawa, membersihkan pelataran Candi 2 kompleks Candi Gedongsongo Kabupaten Semarang.

Prosesi jamasan berlangsung hangat dan intim. Usai jamasan dan doa berlangsung, kegiatan diakhiri makan bersama di sekitar pelataran Candi 2.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koordinator kegiatan, Sarwan, saat dihubungi, menuturkan, Jamasan Gedongsongo merupakan tradisi warga sekitaran Candi Gedongsongo.

Meski begitu di masa pandemi COVID-19, peserta kegiatan Jamasan Gedongsongo dibatasi.

ADVERTISEMENT

"Karena masih musim pandemi, yang mau gabung dari Bali, Jakarta, Yogyakarta, belum dapat diizinkan," kata dia.

Menurutnya, tradisi tersebut merupakan simbolik penyatuan sembilan batu atau candi. Sementara prosesi jamasan, menurutnya bermakna membersihkan diri sendiri.

"Artinya kita bisa introspeksi diri. Bercermin diri terhadap apa yang sudah kita lakukan selama ini," dia menjelaskan.

Ia menjelaskan, Jamasan Gedongsongo ini sudah rutin digelar tujuh tahun terakhir. Para warga membawa bekal tumpengan dan air dari beberapa sumber mata air di sekitar candi.

"Setelah didoakan, air itu digunakan untuk menyiram candi dan mengitarinya," ujar Sarwan.

Ia pun menjelaskan, sebenarnya tradisi Jamasan Gedongsongo dilakukan tiap 9 Suro dalam penanggalan Jawa, atau jatuh pada 28 Agustus 2020.

Namun karena ada pandemi Covid-19, Sarwan menjelaskan, kegiatan dialihkan hari ini.

"Besar dan kecil, ataupun digelar kapanpun sebenarnya sama saja. Yang penting esensinya," kata dia.

Selain itu ia mengatakan, Jamasan Gedongsongo ini sebagai salah satu bentuk pelestarian budaya oleh masyarakat setempat.




(fem/fem)

Hide Ads