Klenteng Po An Thian Pekalongan Punya Tradisi Bakar Uang Arwah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Klenteng Po An Thian Pekalongan Punya Tradisi Bakar Uang Arwah

Robby Bernardi - detikTravel
Rabu, 02 Sep 2020 18:40 WIB
Ritual membakar uang untuk roh di Pekalongan.
Ritual bakar uang arwah di Klenteng PO Am Thian Pekalongan (Robby Bernardi/detikTravel)
Pekalongan -

Di tengah pendemi corona, Klenteng PO Am Thian di Kota Pekalongan, menggelar acara ritual sembahyangan bakar uang arwah. Sembahyangan dilakukan di depan klenteng Jalan Blimbing 3-7, Kota Pekalongan, Rabu siang (2/9/2020).

Namun, berbeda dengan tahun-tahun lalu, kali ini acara ritual dilakukan dengan cara sederhana dan tidak melibatkan banyak warga.

Sembahyang Cioko ini untuk memberi sesaji kepada arwah para leluhur yang tidak terurus. Ini digelar secara sederhana karena masih adanya COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heru Wibantoro Nugroho, selaku Ketua Yayasan Tri Darma Klenteng Po An Thian, pada detikTravel usai menggelar acara mengatakan, acara ritual tersebut biasa dilakukan setiap tanggal 15 bulan ke tujuh Imlek.

"Berhubung pendemi Covid-19, anjuran pemerintah kita untuk menjaga jarak, dengan protokol kesehatan. Tahun ini beras tidak kita bagikan ke umum, tapi beras disalurkan ke panti-panti asuhan," kata Heru Wibantoro Nugroho .

ADVERTISEMENT
Ritual membakar uang untuk roh di Pekalongan.Uang kertas khusus yang akan dibakar untuk arwah (Robby Bernardi/detikTravel)

Ritual sembahyangan ini, puncaknya dengan cara melakukan pembakaran uang kertas (uang arwah). Uang kertas ini, merupakan uang khusus yang memang peruntukanya untuk dikirim ke arwah-arwah.

"Setiap tahun diadakan sembayang untuk arwah-arwah mereka yang tidak terurus atau yang genyatangan. Tujuanya untuk menghormati arwah-arwah diluar, memberi makan yang meninggalnya tidak terurus oleh ahli waris atau meninggal gentayangan," kata Heru.

Heru menjelaskan, menurut kepercaayaan Tionghoa, arwah-arwah diberi kebebasan pada tanggal 15 bulan 7 Imlek. Pada tanggal tersebut, menurut Heru, pintu neraka dibuka sehingga sembahyangan ini dilakukan untuk memberi makan arwah yang tidak terurus agar aman dan tidak mengganggu.

"Dengan memberi sedekah pada arwah yang tidak terurus ini tidak memandang etnis dan agama apapun. Kami sajikan untuk mereka yang sudah meninggal dan tidak terurus oleh ahli warisnya," jelas Heru.

Ritual membakar uang untuk roh di Pekalongan.Uang kertas khusus pun dibakar untuk bekal bagi arwah penasaran (Robby Bernardi/detikTravel)

Heru mencontohkan kematian orang seperti kecelakaan, bunuh diri, dalam kepercayaannya perlu dikirim uang arwah, sedekah agar bisa tenang.

"Seperti kecelakaan, bunuh diri, kita berikan makan ke mereka supaya bisa sedekah dan tidak mengganggu pada manusia lain," jelas Heru.

Bentuk ritual dari sembahyang ini adalah dengan mengirimkan replika uang, baju, sandal, perhiasan, sepeda motor dan sebagainya yang semuanya terbuat dari kertas kepada arwah-arwah tersebut dengan cara dibakar.

Tahun ini di masa pendemi Corona, tradisi dilakukan dengan cara sederhana. Namun, tidak mengurangi makna dari sembahyangan yakni mengenang dan mendoakan leluhur termasuk juga bagi arwah yang tidak terurus.

Sedangkan untuk nasi dan lauk-pauk yang disediakan di atas panggung tidak diperebutkan, tapi dibagikan ke warga sekitar Pekalongan.




(rdy/rdy)

Hide Ads