Sudah Diingatkan, Pengunjung Taman Safari Banyak yang Nggak Pakai Masker

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sudah Diingatkan, Pengunjung Taman Safari Banyak yang Nggak Pakai Masker

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Sabtu, 05 Sep 2020 11:15 WIB
Sejumlah objek wisata di kawasan Bogor ramai dikunjungi wisatawan saat libur panjang. Salah satunya Taman Safari Indonesia Bogor.
Taman Safari Indonesia (Foto: Antara Foto/ARIF FIRMANSYAH)
Jakarta -

Tingkat disiplin penggunaan masker di objek wisata banyak disorot. Hal serupa juga masih ditemui di Taman Safari Indonesia.

Tak sedikit objek wisata di Indonesia yang telah menerapkan protokol kesehatan. Namun, tetap saja ada pengunjung yang lalai. Misalnya tidak menggunakan masker.

Hal itu pun diceritakan langsung oleh pendiri Taman Safari Indonesia (TSI), Tony Sumampau dalam webinar Kampanye Indonesia Care & Panduan Protokol Kesehatan untuk Daya Tarik Wisata, Jumat (4/8/2020) yang diselenggarakan Kemenparekraf dan Voxpp Shout.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih banyak yang nggak pakai masker, itu masih terjadi. Walau kita selalu mengingatkan pengunjung jaga jarak pakai masker dan ada tim gugus tugas yang gak pakai uniform untuk mengingatkan," ujar Tony.

Di awal-awal buka kembali, tantangan tersebut memang sangat terasa oleh Tony dan pihak pengelola TSI. Hanya seiring dengan gencarnya edukasi protokol kesehatan dan program Cleanliness, Health, Safety dan Environment (CHSE) Kemenparekraf, perlahan mindset itu mulai berubah.

ADVERTISEMENT

"Biasanya sekarang pengunjung sangat sadar, apalagi dilihat masyarakat pengunjung lainnya," ujar Tony.

Pasca buka kembali dengan protokol kesehatan, TSI memang mulai kembali digemari oleh pengunjung di era new normal. Keberadaan TSI pun dianggap vital oleh Tony, karena jadi opsi wisata edukasi di masa seperti sekarang.

"Saat ini masyarakat sangat butuh hiburan yang fun dan bernuansa edukatif seperti yang saya katakan sebelumnya. Sehingga kami dalam setiap menampilkan satwa memberi masukan. Inilah perilaku satwa, mereka tak dilatih. Sesuai dengan perilaku di alam. Jadi marilah kita jaga lingkungan tersebut di mana satwa-satwa itu dapat hidup sesuai di alam," tutup Tony.

Di satu sisi, Kemenparekraf mengapresiasi semua pelaku wisata yang telah menerapkan program CHSE. Hal itu diungkapkan oleh Frans Teguh selaku Staf Ahli Bidang Pembangunan Keberlanjutan dan Konservasi Kemenparekraf RI.

"Saya kira kami dari Kemenparekraf sangat serius untuk memastikan protokol kesehatan yang notabene leading-nya di Kemenkes. Kita turunkan dalam panduan kita CHSE," ujar Frans.




(rdy/msl)

Hide Ads