Objek wisata air di kabupaten Klaten, termasuk Umbul Ponggok di Kecamatan Polanharjo belum berani beroperasi. Penyebabnya belum ada izin dari Pemerintah.
"Belum buka sementara. Kita nunggu kondisi covid Klaten kurvanya turun," ungkap Kades Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Junaidi Mulyono saat dikonfirmasi detikTravel, Minggu (6/9/2020).
Menurut Junaidi, selain karena kurva kasus COVID belum dibukanya objek karena belum ada izin Satgas COVID-19. Sejauh ini rekomendasi belum ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum. Kita juga menunggu rekomendasi dari gugus COVID, kaitan dengan wisata tirta," lanjut Junaidi.
Objek utama umbul Ponggok, kata Junaidi, tetap belum buka meskipun sering ada warga datang. Yang buka baru resto.
"Yang buka cuma resto Balai Tirto dan umbul Besuki warungnya. Tapi protap COVID kita ketatkan untuk simulasi sebelum nanti buka," imbuh Junaidi.
![]() |
Agus, keamanan umbul Ponggok mengatakan pembukaan Umbul Ponggok tinggal menunggu izin. Persiapan dan pengecekan sudah terus dilakukan.
"Tinggal nunggu izin Pemerintah saja. Warung-warung sudah dibersihkan untuk persiapan," ungkap Agus di Umbul Ponggok.
Plt Kepala Dinas kebudayaan pariwisata pemuda dan olahraga Pemkab Klaten, Sri Nugroho mengatakan untuk objek wisata air belum buka. Dinas masih menunggu rekomendasi dari provinsi.
"Kita menunggu persetujuan dari provinsi. Sebelum ada itu belum," ungkap Nugroho.
Menurut Nugroho, dinas sebenarnya sudah membuat kajian. Khusunya untuk wisata air yang airnya mengalir.
"Kita sudah buat kajian objek wisata air yang airnya mengalir. Kita sudah tanyakan itu ke provinsi, tapi belum di jawab," sambung Nugroho.
Di Ponggok saja, imbuh Nugroho ada tujuh objek wisata air. Belum desa lain dan objek pemancingan yang ada kolamnya.
"Ponggok saja ada tujuh. Belum yang lainnya, tapi kita tetap belum berani," pungkas Nugroho.
Koordinator Wilayah Satgas PP COVID-19 Kabupaten Klaten, Dokter Roni Reokmito mengatakan, objek wisata air yang diwaspadai juga di wisata rakit rawa Jombor. Selain faktor keamanan penumpang, juga rawan penyebaran COVID.
"Standar keamanan dan jumlah penumpang banyak. Jika tanpa jarak juga rawan penyebaran COVID," ucap Roni.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol