Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengakui ada penurunan sentimen dari turis. Jadi, Indonesia masih dianggap kurang baik sebagai destinasi wisata.
Sentimen itu sangat dipengaruhi oleh penanganan COVID-19. Rata-rata nilai pencarian keyword terkait pariwisata Indonesia masih di bawah 50%.
"Saya ingin menginformasikan, sebetulnya bagaimana pandangan orang atau negara lain persepsi pasar terhadap Indonesia saat ini. Ketika kita menggunakan keyword Indonesia tourism, penanganan COVID dan ternyata persepsi dari data Sprinkle, sentimen itu di sosmed maupun di portal rata-rata itu masih di bawah 50 persen," kata Nia Niscaya, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya belum bagus kita dipersepsikan sebagai destinasi wisata. Karena terkait penanganan COVID," tegas dia menambahkan.
Nia mengungkapkan hal itu pada saat acara Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif oleh Kemenparekraf di Youtube, Sabtu (5/8/2020). Ia juga mengingatkan bahwa pandemi belum berakhir tapi sudah banyak traveler yang ingin liburan.
Oleh karena itu, Nia ingin mengajak traveler agar tak lengah. Selalu menerapkan protokol kesehatan di manapun kita berada, yakni memakai masker jika keluar rumah, sering cuci tangan, dan menjaga jarak.
"Kalau lihat postingan, berita, orang itu nggak tahan ingin liburan. Ingat pandemi belum berakhir. Kita dihadapkan pilihan yang tidak mudah, di satu sisi kita harus sama-sama menekan penyebaran COVID-19 tapi kita juga harus menjaga kehangatan ekonomi Indonesia," kata Nia.
"Jadi kembali saya ingatkan, yuk bersama, yuk kita sama-sama tegakkan protokol kesehatan untuk menjaga Indonesia," pungkas dia.
Lebih dari setengah tahun pandemi Corona melanda dunia. Perekonomian, terutama sektor pariwisata semakin terpuruk, tak terkecuali di Indonesia.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat, hingga April 2020, total kerugian industri pariwisata Indonesia mencapai Rp 85,7 trilun. Ribuan hotel dan restoran terpaksa tutup, begitu pula dengan sejumlah maskapai penerbangan dan tour operator yang ikut alami kerugian.
Berdasarkan data Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) jumlah kunjungan wisatawan di seluruh dunia menurun 44 persen selama pandemi jika dibandingkan tahun lalu. Dalam sebuah diskusi online awal bulan lalu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Hari Santosa Sungkari, memprediksi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mentok di angka 4 juta orang.
"Menurut perkiraan kami situasi pariwisata yang kalau harusnya sebelum ada COVID-19 adalah itu 18 juta dulu, sekarang tahun ini sekitar 2,8-4 juta wisatawan, yang harusnya 18 juta," ujar Hari.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!