Pandemi virus Corona membuat banyak negara galau. Wisata Nepal salah satu yang tarik ulur bakal menerima turis asing atau tidak.
Nepal sempat menginformasikan bahwa turis asing bisa plesiran mulai tanggal 17 Agustus. Tapi, risiko wabah COVID-19 yang belum memiliki vaksin dinilai lebih besar ketimbang manfaat yang bakal didapatkan.
Makanya, hingga September, Nepal belum menunjukkan tanda-tanda bakal membuka wisata untuk turis asing lagi. Apalagi, kasus virus Corona di negara yang mengandalkan wisata untuk pendapatan negara itu belum juga surut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah festival besar yang disiapkan musim gugur ini pun terancam batal.
"Kami berharap warga Nepal, termasuk pekerja migran, segera pulang," ujar pejabat di Kementerian Pariwisata.
Penerbangan internasional memang sudah dibuka, tapi terbatas. Hanya penerbangan repatriasi atau untuk warga Nepal, karyawan mitra pembangunan yang diizinkan terbang ke Nepal saat ini.
Keputusan itu membuat Operatur Tur Asosiasi Nepal meminta pemerintah untuk segera membuat rencana penyelamatan para pekerja di industri pariwisata.
"Sebagian indikator menunjukkan bahwa jalan pariwisata menuju pemulihan akan panjang dan berlarut-larut. Untuk mencapai jumlah wisatawan yang sama seperti tahun 2019 saja mungkin bisa terealisasi pada tahun 2024," ujar asosiasi.
Sampai Selasa kemarin, Nepal sudah melaporkan 40. 529 kasus infeksi dan 239 kematian. Ada 1.069 kasus baru yang bertambah, jumlah terbanyak ada di Lembah Katmandu, 481 infeksi.
"Dalam pertemuan COVID-19 Krisis Managemen Center, Kemenlu menegaskan bahwa pihaknya tidak mampu mengeluarkan visa on arrival untuk orang asing pada saat krisis ini. Pejabat kesejatan juga mendukung pandangan ini dengan mengatakan bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk menjamu wisatawan," kata salah satu pejabat Kementerian Pariwisata.
Pembukaan pariwisata Nepal dinilai kurang bijaksana karena tidak ada persiapan yang baik di lapangan. Asosiasi meminta pemerintah untuk setidaknya membuat rencana kerja yang jelas.
"Kami tahu betapa lemahnya sistem infrastruktur kesehatan kami. Dalam skenario ini, kami tidak dapat memastikan turis akan datang, tetapi yang paling tidak bisa dilakukan pemerintah adalah membuat rencana yang tepat," ujar Ashok Pokhrel, Presiden Operatur Tur Asosiasi Nepal.
Informasi terbaru, pemerintah memutuskan untuk tidak membuka penerbangan domestik hingga 16 September. Sementara Sekretaris bersama Kementerian Pariwisata Buddhi Sagar Lamichhane mengatakan bahwa mereka telah merevisi daftar penerbangan sewaan dan reguler yang dijadwalkan untuk meningkatkan frekuensi penerbangan.
"Pemerintah harus menjelaskan dengan jelas berapa lama negara harus membatasi wisatawan asing sehingga menghilangkan keraraguan soal pembukaan industri pariwisata," dia menjelaskan.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol