PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) menilai transportasi kereta api aman digunakan saat pandemi virus Corona. KAI berupaya menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Sempat setop beroperasi, PT KAI mulai menjalankan gerbong-gerbong kereta api lagi kendati wabah virus Corona belum berakhir. Termasuk, kereta api jarak jauh.
Berdasarkan data, pada September 2020, KAI rata-rata melayani 62 ribu pelanggan per hari, naik 10 persen dibandingkan bulan Agustus yaitu rata-rata 56 ribu pelanggan per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PT KAI meminta seluruh penumpang untuk menjalani rapid test COVID-19 sebelum naik kereta. Selain itu, penumpang diwajibkan memakai masker dan face shield.
"Berdasarkan hasil kajian para ahli, kereta api merupakan moda yang aman digunakan selama pandemi karena telah menerapkan protokol yang ketat," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam rilis kepada detikTravel, Selasa (8/9/2020).
![]() |
Joni berkaca berbagai penelitian di Prancis, Jepang, dan Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa tidak ada penemuan klaster COVID-19 di transportasi publik. Jurnal yang diterbitkan Universitas Oxford juga mengatakan penyebaran COVID-19 pada pelanggan kereta dapat dicegah dengan menerapkan berbagai protokol kesehatan.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan hingga saat ini belum ada laporan mengenai kereta api menjadi klaster penyebaran COVID-19.
Adapun penelitian yang dilakukan ITB mengungkapkan bahwa transportasi umum tidak menjadi sumber infeksi jika pelanggan mematuhi protokol kesehatan seperti penggunaan masker, physical distancing, dan mencuci tangan, serta memberikan perlindungan khusus untuk petugas frontliner.
Joni mengatakan seluruh penelitian tersebut selaras aksi PT KAI yang berupaya untuk menjalankan prosedur protokol kesehatan sesuai standar Gugus Tugas Nasional.
Setiap pelanggan kereta api jarak jauh harus menyertakan surat keterangan bebas Covid-19, pelanggan yang akan naik KA juga harus dalam keadaan sehat. Pelanggan wajib menggunakan masker dan menjaga jarak saat di stasiun dan selama perjalanan. Di samping itu, KAI menyediakan wastafel portabel dan hand sanitizer di titik-titik strategis stasiun dan kereta api untuk menjaga agar pelanggan tetap higienis.
"Kami pun mengikuti rekomendasi dari Gugus Tugas Nasional untuk penggunaan face shield sebagai perlindungan tambahan. Face shield kami berikan secara cuma-cuma bagi pelanggan KA Jarak Jauh," kata Joni.
Pembersihan seluruh rangkaian kereta seusai beroperasi rutin KAI lakukan menggunakan cairan pembersih yang mengandung disinfektan. KAI juga menugaskan petugas kebersihan di kereta untuk menyeterilkan bagian dalam kereta yang sering tersentuh oleh pelanggan tiap 30 menit sekali.
![]() |
KAI mewajibkan petugas yang berinteraksi langsung dengan pelanggan untuk cek kesehatan termasuk suhu tubuh sebelum bertugas. Mereka juga harus memakai APD seperti masker, face shield, dan sarung tangan.
"Kami terus mengampanyekan gerakan mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak (3M) kepada seluruh pelanggan dan pegawai," ujar Joni.
"Seluruh protokol tersebut kami lakukan untuk menjadikan kereta api sebagai angkutan massal yang aman, nyaman, selamat, dan tetap bisa menjaga kesehatan para pelanggan dan pegawai," Joni menambahkan.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol