Sebanyak 81 persen traveler Indonesia sedang berhemat. Wisatawan nusantara kini mengalokasikan uang yang lebih sedikit untuk liburan.
Data di atas menurut survei global terbaru dari Standard Chartered. COVID-19 telah membuat konsumen berbelanja secara lebih non-tunai, berhati-hati, dan lebih teliti.
"81% orang Indonesia (dan 75% secara global) mengatakan pandemi ini telah membuat mereka lebih berhati-hati dengan pengeluaran mereka. Kehati-hatian tersebut juga memengaruhi pengeluaran mereka untuk perjalanan atau liburan," dalam rilis Standard Chartered, Selasa (15/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Standard Chartered menyebut bahwa sebelum pandemi virus Corona, jumlah traveler yang berhemat meningkat lebih dari 20 persen. Dalam skala global, peningkatan traveler berhemat ada di angka lebih dari 10 persen.
"56% orang Indonesia (dan 64% secara global) mengatakan bahwa mereka mengeluarkan lebih sedikit uang untuk perjalanan atau liburan bila dibandingkan sebelum pandemi."
"36% wisatawan Indonesia (dan 41% secara global) menghabiskan lebih sedikit untuk hal yang bersifat pengalaman dan 49% (dan 55% secara global) mengeluarkan lebih sedikit uang untuk belanja pakaian."
Standard Chartered menyebut bahwa tren ini diperkirakan akan terus berlanjut dengan 35 persen orang Indonesia mengatakan ke depannya mereka mengantisipasi pengeluaran yang lebih sedikit untuk perjalanan atau liburan.
"Selain itu ke depannya 24% dari orang Indonesia akan mengeluarkan uang lebih sedikit untuk hal yang bersifat pengalaman dan 31% akan mengurangi berbelanja pakaian," begitulah kesimpulan Standar Chartered.
Studi yang dilakukan Standard Chartered ini dilakukan pada 17-21 Agustus 2020. Responden yang berpartisipasi sebanyak 12.000 orang dewasa dan berlangsung di 12 negara, yakni Hong Kong, Taiwan, China, Singapura, Indonesia, Malaysia, India, Uni Emirat Arab, Kenya, Pakistan, Inggris dan AS.
"Studi ini adalah yang kedua dari rangkaian tiga bagian, untuk melihat bagaimana COVID-19 telah mengubah cara hidup konsumen, dan perubahan apa yang akan tetap ada setelah pandemi. Bila survei pertama berfokus pada dampak pandemi terhadap pendapatan, survei kedua menawarkan wawasan baru tentang bagaimana krisis kesehatan global ini mengubah kebiasaan belanja konsumen, termasuk untuk perjalanan/liburan," hasil studi itu menunjukkan.
"Kami juga membahas bagaimana 80% wisatawan Indonesia ingin bertransisi ke metode belanja non-tunai pada 2025 dengan 75% melihat belanja daring sebagai hal yang positif."
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol