Bunga Edelweis dikenal juga dengan nama latin Anaphalis javanica. Bunga ini memiliki bentuk yang berbeda dari bunga kebanyakan karena daun dan bunganya diselimuti oleh rambut-rambut kecil berwarna putih. Edelweis termasuk tumbuhan endemik yang hanya tumbuh di daerah pegunungan.
Populasinya yang jarang atau kecil, serta daerah penyebarannya terbatas membuat tanaman dengan julukan bunga abadi masuk dalam kategori jenis tumbuhan dilindungi sebagaimana tercantum dalam daftar Nomor 798 Lampiran Permenlhk P.92/2018.
Memetik atau mengambil Edelweis dari habitat aslinya dapat diancam sanksi pidana berdasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ancamannya terdapat dalam pasal 40 ayat (2) UU Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya, yaitu: "Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 100 juta.
Berikut fakta-fakta bunga edelweis:
1. Asal Bunga Edelweis
Edelweis pertama kali ditemukan di lereng Gunung Gede oleh pecinta lingkungan asal Jerman bernama Georg Carl Reinwardt. Bunga ini ditemukan pada tahun 1819.
2. Mitos Bunga Edelweis
Ada banyak mitos yang mengelilingi bunga Edelweis, salah satunya cinta abadi. Bagi orang yang memiliki edelweis, disebut-sebut akan memiliki kisah cinta yang abadi seperti bunga tersebut.
3. Bunga Edelweis Dilindungi
Bunga Edelweis ditetapkan sebagai bunga yang dilindungi. Bahkan, bagi yang memetik bunga ini sembarangan bisa diberi hukuman sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.
4. Filosofi Bunga Edelweis
Tak hanya soal kesetiaan cinta abadi, bunga edelweis memiliki filosofi perjuangan, pengorbanan, dan kesungguhan dalam mendapatkan kesuksesan. Sebab, bunga Edelweis hanya tumbuh di ketinggian sehingga orang harus mendaki terlebih dahulu untuk melihat Edelweis.
5. Mekar di Musim Hujan
Bunga Edelweis hanya mekar di musim hujan, dengan periode waktu April sampai Agustus. Sedangkan di musim kemarau bunga tersebut akan sedikit menyusut.
6. Edelweis Dibudidayakan
Demi menjaga populasinya, bunga abadi ini dibudidayakan di Desa Wonokitri, Pasuruan, Jawa Timur. Hasil budidaya tersebut pun dijual secara legal dan bisa dibeli sebagai buah tangan.
7. Tumbuh Hingga 8 Meter
Edelweis di Indonesia yang biasa ditemui pendaki memiliki tinggi batang antara 1-4 meter. Namun, pada dasarnya bunga ini bisa tumbuh sampai dengan 8 meter.
8. Jadi Bunga Nasional Austria
Selain di Indonesia, Edelweis juga tumbuh subur di pegunungan Alpen, Austria. Berkat hal itu juga, bunga ini ditetapkan sebagai bunga nasional negara tersebut.
9. Lokasi Edelweis di Indonesia
Selain bisa ditemui di gunung Bromo, bunga Edelweis bisa ditemukan di dataran tinggi lain, seperti gunung Rinjani, Lawu, Merbabu, Sindoro, Papandayan, Semeru, hingga Pangrango.
(pay/pal)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol