Larangan Masker Scuba dan Buff di KRL, Yuk Kenali Jenis Masker

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Larangan Masker Scuba dan Buff di KRL, Yuk Kenali Jenis Masker

Rosmha Widiyani - detikTravel
Kamis, 17 Sep 2020 18:03 WIB
Larangan masker scuba di KRL
Foto: Achmad Reyhan Dwianto/detikHealth/Larangan Masker Scuba dan Buff di KRL, Yuk Kenali Jenis Masker
Jakarta -

Masker scuba dan buff menjadi pembicaraan hangat setelah dilarang digunakan di KRL commuter line. Para commuter disarankan menggunakan masker lain yang efektivitasnya dinilai lebih baik.

"Hindari pemakaian masker scuba atau buff yang hanya lima persen efektif dalam mencegah risiko terpaparnya akan debu, virus, dan bakteri," tulis akun Instagram Kereta Commuter Indonesia (KCI) di commuterline.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masker scuba merupakan sebutan untuk pelindung kain berbahan neophrene atau polychloroprene yang lentur dan hanya terdiri dari satu lapisan. Ketika dipakai menutupi hidung dan mulut akan terjadi perenggangan sehingga pori kain akan membesar.

ADVERTISEMENT

Menurut dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, dr Erlina Burhan MSc, SpP karakteristik bahan scuba itu membuatnya menjadi tidak efektif sebagai masker pelindung. Pasalnya saat digunakan kemampuan filtrasinya hanya 0-5 persen.

"(Scuba) Itu kan bahannya sangat-sangat elastis ya dan hanya satu lapis, jadi tidak melindungi. Apalagi kalau orang ditarik-tarik, semakin lebar, semakin besar pori-porinya, sama saja seperti tidak pakai masker. Bahaya itu," ujar Erlina pada detikcom.

Sementara untuk buff, disebut jauh lebih berbahaya. Hasil penelitian Martin Fischer dkk dari Duke University berjudul "Low-cost measurement of face mask efficacy for filtering expelled droplets during speech" mengungkapkan masker buff atau neck gaiter sangat berbahaya jika digunakan sebagai masker pelindung.

Dalam uji penyebaran udara dan droplet yang dilakukan Martin Fischer dkk, penggunaan buff berbahan spandeks polyester justru berperan memecah droplet menjadi droplet yang jauh lebih kecil. Hal ini berarti meningkatkan kemungkinan transmisi karena jumlah droplet yang tersebar jauh lebih banyak.

Dalam unggahannya di akun Instagram, pihak PT KCI memaparkan lima jenis masker dan efektivitasnya melindungi pengguna. Masker menjadi syarat wajib yang harus digunakan pengguna commuterline untuk mencegah penularan COVID-19 di transportasi umum.

Berikut efektivitas jenis masker:

1. Masker N95, efektivitas 95-100 persen

2. Masker bedah, efektivitas 80-95 persen

3. Masker FFPI, efektivitas 80-95 persen

4. Masker bahan tiga lapis, efektivitas 50-70 persen

5. Masker scuba dan buff, efektivitas 0-5 persen

Pengguna commuterline diharapkan selalu melakukan upaya pencegahan dengan melindungi diri sendiri dan orang lain. Upaya pencegahan menjadi cara efektif menghadapi pandemi COVID-19 yang kasusnya masih terus meningkat.

Bagi pengguna commuterline wajib menerapkan lima selalu untuk menekan risiko infeksi dan jumlah kasus COVID-19, yang terdiri atas:

1. Selalu jaga jarak aman minimal satu meter, hindari kerumunan

2. Selalu hindari kontak erat seperti bersalaman dan berpelukan

3. Selalu pakai masker menutupi hidung, mulut, hingga dagu

4. Selalu cuci tangan pakai sabun atau cairan antiseptik

5. Selalu ikuti aturan pemerintah serta protokol kesehatan di tempat umum dan usaha.

(row/pal)

Hide Ads