Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia baru saja merilis lima spesies baru yang ada di perairan Indonesia. Yuk kenalan dengan mereka!
Dalam Ekspedisi Laut South Java Deep Sea Expedition (SJADES) 2018 yang bekerja sama dengan beberapa lembaga seperti, Lee Kong Chian National History Museum dan Tropical Science Institute, National University of Singapore, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melalui Pusat Penelitian Oseanografi kembali menambahkan jumlah biota laut Indonesia. Ada 5 spesies laut yang baru ditemukan di perairan Selat Sunda.
Ekspedisi dilakukan sejak 25 Maret hingga 5 April yang akhirnya menemukan 5 spesies baru dari laut. Setelah ditemukan dan dilakukan penelitian oleh berbagai ahli barulah penemuan ini dipublikasikan ke jurnal ilmiah pada 27 Juli 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak saat itu, baru kita bisa mengatakan spesies baru ketika di teliti oleh pakar luar negeri. Saya dan rekan orang unggul kita meneliti bareng bikin karya ilmiah, sebelum terbut direview. Ketika diterbitkan, kita baru bisa ngomong kalau diakui," kata salah satu penemu spesies baru bintang laut, Indra Vimono saat dihubungi detikcom, Jumat (18/9/2020).
Spesies biota laut yang baru di antaranya ada dua jenis baru bintang laut, dua jenis baru ikan dan satu jenis baru kepiting. Berikut kelima spesies baru laut Indonesia.
1. Dipsacaster Fisheri
Dipsacaster Fisheri adalah salah satu dari dua spesies bintang laut baru yang ditemukan di Selat Sunda, tepatnya pada zona kedalaman mesopelagic, yaitu sekitar kedalaman 200 hingga 1.000 meter di bawah permukaan laut. Tidak ada cahaya sama sekali di sana.
Nah, Dipsacaster Fisheri tepatnya ditemukan pada kedalaman 379-409 meter di bawah laut.
"(Bintang laut) yang satu ditemukan di selat Sunda antara Pulau Tabuhan dan Sumatera pada 25 Maret 2020 pada kedalaman 379-409 meter. Tempat hidupnya berupa pasir dan pecahan pecahan batuan," kata Indra.
![]() |
2. Pteraster sjadesensis
Bintang laut kedua yang baru ditemukan di selat sunda yaitu Pteraster sjadesensis. Spesies baru ini ada di kedalaman sampling 92-103 meter travelers.
Hanya beda sehari saat ditemukan, Pteraster sjadesensis bertempat tinggal pecahan batuan, pasir dan juga lumpur.
"Pteraser dia ditemukan pada tanggal 26 Maret 2018 di hari berikutnya. Jadi dia ini di kedalaman 92-103 meter. Jadi tempat hidupnya itu ada pada pecahan batuan pasir dan lumpur," kata Indra.
![]() |
3. Platygobiopsis hadiatyae
Merupakan spesies ikan, Platygobiopsis hadiatyae memiliki kepala besar dan tidak memiliki sisik pada dada dan perutnya. Ikan gobi ini ditemukan pada kedalaman 182-172 meter di perairan Panaitan, Selat Sunda.
![]() |
4. Cheliperca flavolineata
Sebagian ikan yang masuk ke famili Serranidae hidup di dasar yang berbatu, pada kedalaman laut sekitar 200 meter. Dengan posisinya yang sangat dalam, tentu tak memungkinkan untuk menangkap ikan ini dengan alat tangkap perikanan komersial seperti gill net atau trawl.
![]() |
5. Typhlocarcinops hardotes
Kepiting laut baru ini diberi nama Typhlocarcinops hardotes yang mengacu pada bentuk badan yang gemuk dan tebal. Dia ditemukan pada kedalaman 163 hingga 269 meter di Pelabuhan Ratu dan bagian selatan Cilacap.
![]() |
Nah, itulah kelima spesies biota laut yang baru saja ditemukan di perairan Selat Sunda. Penemuan ini semakin menunjukkan bahwa Indonesia menyimpan keanekaragaman hayati yang beragam. Yuk kita jaga laut Indonesia!
"Masyarakat Indonesia perlu sadar atas kekayaan hayati laut Indonesia, yang menyimpan banyak biota laut yang bisa jadi memiliki berbagai manfaat termasuk obat dari suatu penyakit atau manfaat lainnya. Maka mari bersama kita jaga laut kita dari kerusakan agar anak cucu kita masih dapat merasakan manfaat yang besar dari kekayaan hayati laut Indonesia," kata Indra.
"Dengan semakin berkembangnya pengetahuan dan kepedulian akan laut Indonesia, Insyaallah laut akan lebih menjadi sumber manfaat dan pada akhirnya memberikan kebaikan bagi masyarakat Indonesia," tambahnya.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum