Ngeri Ah, Ini 6 Hal yang Dilakukan Orang Jahat dengan Boarding Pass Anda

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ngeri Ah, Ini 6 Hal yang Dilakukan Orang Jahat dengan Boarding Pass Anda

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Jumat, 25 Sep 2020 13:13 WIB
Jangan bagi gambar boarding pass ke medsos.
Ingat boarding pass jangan dipamerkan di media sosial Foto: Kaspersky
Jakarta -

Orang kadang suka memposting gambar boarding pass ke jejaring sosial. Nyatanya hal tersebut juga bisa jadi mimpi buruk.

Karena informasi berharga di dalam gambar tersebut yang dapat digunakan oleh seseorang dengan niat jahat. Selain dari nama dan tujuan, boarding pass Anda mencakup beberapa informasi sensitif, yang jika dilihat sekilas tampaknya tidak bermanfaat bagi siapa pun, kecuali staf bandara.

Informasi pada boarding pass juga termasuk dalam screenshot tiket, konfirmasi pemesanan yang diperoleh melalui aplikasi seluler dan terlebih lagi, email. Apabila Anda cenderung menggunakan kata sandi yang lemah, siapa saja yang secara diam-diam membaca email tersebut dapat memperoleh akses ke data ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu adakah data lain yang termasuk dalam boarding pass? Untuk permulaan, bisa seperti informasi mengenai seberapa loyalitas Anda pada maskapai penerbangan atau kartu frequent flyer. Nomor atau nama pemegang kartu, dalam beberapa kasus, memungkinkan bagi orang asing untuk masuk ke profil pribadi Anda di situs web maskapai untuk melakukan check-in online.

Bagian kedua dari data penting yang tersembunyi pada boarding pass Anda adalah Passenger Name Record, atau dengan singkat disebut PNR. PNR adalah kode reservasi, yang berfungsi sebagai pengenal unik penumpang dalam sistem reservasi komputer. Ini termasuk data rute dan semua yang bepergian bersama Anda.

ADVERTISEMENT

Jadi, jika perjalanan dilakukan bersama dengan keluarga, Anda akan berbagi PNR yang sama. PNR juga termasuk informasi tentang tarif, serta informasi pembayaran (seperti nomor kartu kredit). Dalam beberapa kasus, berikut adalah informasi aktif yang berada di dalam PNR: nomor telepon penumpang, detail akomodasi di negara tujuan, tanggal lahir, dan data paspor. Jika Anda mempertimbangkan lebih jauh, informasi tersebut adalah data yang sangat berharga.


Berikut tindakan yang mungkin dilakukan seorang pelaku kejahatan dengan data pada boarding pass Anda:

  1. Berdasarkan nomor penerbangan, akan terlihat waktu Anda pergi dan kembali. Maka para pelaku kejahatan akan mengetahui kapan rumah Anda tidak berpenghuni dan melancarkan aksinya seperti pencurian mobil dan barang berharga lainnya.
  2. Pengaturan tempat duduk Anda pun dapat dikontrol. Ya, hanya dengan data yang tertera pada boarding pass, orang asing yang mengganggu bisa mengacak nomor kursi dan membuat kenyamanan Anda terusik.
  3. Bayangkan setibanya mendarat di tujuan pulang, tiba-tiba nama Anda tidak termasuk dalam daftar penumpang. Ternyata seseorang tidak bertanggung jawab telah menelepon maskapai atas nama Anda, mengkonfirmasi semua data pribadi dan meminta untuk pembatalan tiket.
  4. Mirip halnya dengan mengubah kursi, hanya dengan menggunakan data pada boarding pass Anda, mereka dapat mengubah tanggal penerbangan yang sudah dipesan sebelumnya.
  5. Dengan semua data PNR, nomor ini dapat digunakan untuk trik rekayasa sosial dan akses menuju profil Anda. Setelah pelaku kejahatan mendapat akses ke profil, ia mungkin menghabiskan semua bonus yang Anda miliki.
  6. Jika PNR termasuk nomor ponsel, itu adalah kesempatan bagi para scammer menduplikasi kartu SIM, bahkan memberikan pelakunya kesempatan untuk membersihkan akun Anda dari uang dan menggunakannya untuk pembayaran online.

"Media sosial kini memang sudah menjadi kebutuhan masyarakat, apalagi esensi liburan kini tidak hanya untuk berkumpul bersama kerabat namun juga membagikannya kepada publik. Contoh membagikan boarding pass di media sosial adalah hal yang sangat sering kita temui bahkan di Indonesia sendiri. Ini dilakukan di bawah kesadaran pengguna yang awalnya mungkin hanya berniat untuk
menunjukkan kepada orang bahwa mereka sedang berpergian, oleh karena itu hendaknya jika memang masih ingin membagikannya di media sosial akan lebih baik untuk menyamarkan kode barcode, nama, e-mail dan informasi penting lainnya, namun lebih baik lagi jika Anda dapat membagikan momen perjalanan hanya saat tiba di tempat tujuan dan merasakan liburan yang nyaman," papar Territory Channel Manager Kaspersky Lab APAC Dony Koesmandarin.

(ddn/pin)

Hide Ads