Kemenparekraf akan menyiapkan sertifikat kepada pengelola wisata yang menaati protokol kesehatan. Pemilihan dilakukan dengan ketat dan dalam standar global.
Hal itu diungkapkan Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), Vinsensius Jemadu usai menemui Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan Semarang.
"Dalam waktu dekat Kemenparekraf akan keluarkan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability, CHSE," kata Vinsensius, Selasa (29/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sertifikat itu akan diberikan kepada pengelola pariwisata, restoran hingga homestay. Ia menegaskan sertifikat diberikan gratis, namun syaratnya cukup ketat.
"Dengan syarat ketat. Diberikan kepada pengelola hotel, restoran, obyek wisata dan homestay. Itu pakai standar global, diberikan gratis," jelasnya.
Sementara itu Ganjar menjelaskan memang saat ini promosi wisata memang lebih didahulukan bagaimana penerapan protokol kesehatannya. Hal itu menjadi penting di tengah Pandemi COVID-19.
"Kita 'jualan' protokol kesehatannya dulu, sudah ketat belum, kondisi seperti apa, destinasinya menariknya di mana. Contoh Svargabumi (Magelang) bagus, ketika orang datang kontrol di depan bagus dan dibatasi. Pengelola paham agar tidak terlalu mepet, batasi jumlah wisatawannya, setelah itu buka dengan pengawasan ketat," ujar Ganjar.
Ganjar mengakui sektor wisata sangat terdampak pandemi. Maka saat ini sudah tidak bisa untuk membahas target kunjungan, namun lebih ke cara agar tetap bertahan.
"(Menentukan target) tidak berani, sekarang sunah aja, silahkan yang mau piknik semua hati-hati, nggak berani target gede-gede. Sekarang survive sudah bagus, kita dorong mereka bisa bertahan," jelas Ganjar.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum