Penduduk muslim yang semakin bertambah di Taiwan membuat negara ini berusaha mengembangkan wisata halal. Salah satu kisah inspiratif datang dari warga Malaysia pemilik restoran halal di sana.
Restoran halal pun semakin berkembang di negara ini. Salah satu pemilik restoran halal di Taiwan, Nur Adibah, membuat lunch box untuk mahasiswa muslim yang mengeluh akan kurangnya makanan halal di universitas. Awalnya, dari Malaysia, dia datang ke Taiwan untuk belajar bahasa China.
"Ada student muslim datang berbicara kita nggak ada makanan halal, bisa nggak membuatkan makan ke mahasiswa muslim," kata Adibah dalam webinar Prospek Wisata Halal bagi Indonesia:Pengalaman dari Taiwan yang diselenggarakan oleh LIPI, Rabu (30/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat mulai menjual makanan halal di kampus Taiwan, dia mendapat respons yang baik dari mahasiswa muslim maupun nonmuslim. Adibah pun membuat beberapa menu makanan khas melayu.
"Setiap minggu kita membuka menu, kebanyakan makanan nusantara juga makanan melayu Malaysia, contohnya nasi lemak ayam rendang, basically apa yang kita buat makanan halal dan kalau saya buat makanan untuk university, mahasiswa yang nonmuslim juga datang mereka juga mau join," kata Adibah.
Perjalanannya pun tak luput dari tantangan, terutama bahasa. Sebagai pendatang, awalnya dia merasa kesulitan untuk terbiasa menggunakan bahasa China.
"Di sini, pertama kali kalau kita mau buka company pasti semua dalam bahasa China, so definitely tidak ada Indonesia maupun Inggris, so sebagai foreigner di sini apa yang bisa kita lakukan kita bisa hire accountant, mereka akan membantu foreigner set up company di sini. Kalau tak bisa berbahasa China mungkin susah, it's oke everything is possible," kata Adibah.
Walaupun Taiwan telah mengembangkan wisata halal, namun masih tergolong sulit menemukan restoran yang halal. Jadi, membuka restoran halal di Taiwan merupakan peluang yang besar bagi Adibah untuk dicari oleh wisatawan muslim.
"Saya datang 2014, sampai sekarang makin banyak tapi masih limited, bila kita membuka makanan halal Taiwan, customer akan mencari kita, which mean agency, office-office," dia menambahkan.
Keuntungan lain membuka restoran di Taiwan adalah pemilik tak perlu memiliki partner lokal, seperti Adibah yang memiliki 100% nama restoran di bawah namanya.
"Kelebihan apabila kita membuka bisnis makanan halal di sini, apabila kita membuka bisnis kita mendapat 100 persen foreigner ownership artinya kita tidak perlu mempunyai partner orang Taiwan. Karena kalau di negara kita, Malaysia, Indonesia, Singapura, foreigner harus memiliki partner dengan orang lokal," ujar Adibah.
Selain itu, pastinya bisa memperkenalkan masakan negara kita ke Taiwan. Seperti Adibah yang ingin mengenalkan hidangan Malaysia.
"Apabila kita menjual di sini, makanan kita menjadi autentik di mana kita memperkenalkan makanan dari negara kita, selain halal kita memperkenalkan kepada rakyat Taiwan," kata dia.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!