Selain menjabat sebagai kapten di lautan, Kapten Hay juga melakoni peran sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya. Ia pun bercerita tentang caranya menjalani peran tersebut.
Kapten Philipa Hay bertugas sebagai pemimpin latihan militer Rim of Pasific (RIMPAC) pada 2020 ini. Selama 28 tahun karirnya di Royal Australian Navy (Angkatan Laut Australia), Kapten Hay menjalani tugasnya secara profesional.
Sejak usia 17 tahun ia sudah masuk akademi militer yang disebut Academy Defense Force. Ia merupakan lulusan yang memiliki spesialisasi pada penanganan kapal selam dalam kondisi perang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, ia menjadi tentara wanita Australia pertama sekaligus juga tentara wanita non-Amerika Serikat pertama yang memimpin latihan bersama 10 negara, termasuk Indonesia. Kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 3 bulan itu ia lakoni demi menjaga hubungan dan keamanan kawasan Indo Pasifik.
Namun terlepas dari tugasnya di militer, ibu tiga orang anak ini tak melupakan tugasnya di keluarga. Hal itu ia sampaikan dalam wawancara bersama detikcom.
"Saya memiliki anak laki-laki berusia 14 tahun, anak perempuan berusia 12 tahun, dan anak laki-laki berusia 10 tahun. Dan juga suami yang sabar dan cinta,"katanya.
"Tidak mudah (melakoni berbagai peran) tapi keluarga paham kecintaan saya dan mereka bangga akan bakti saya pada angkatan laut," ia melanjutkan.
Kapten Hay mengatakan, bila ia di rumah, ia akan menjalani peran seperti ibu rumah tangga pada umumnya. "Saya membantu PR anak, mengantarkan sekolah,"katanya.
Kapten Hay juga mengatakan, peran yang ia jalani baik sebagai kapten, istri, dan ibu juga sama saja dengan tentara laki-laki yang berperan sebagai ayah dan suami.
"Mereka juga memiliki pasangan di rumah dan berkeluarga. Yang penting bisa beralih peran dan berkonsentrasi pada tugas dan kondisi di mana mereka berada,"tuturnya.
Kepada para tentara wanita dan wanita karir secara umum, Kapten Hay berpesan untuk selalu menjadi yang terbaik ketika sedang menjalankan peran tertentu. Selain itu ia juga menyarankan agar para istri mengajarkan suami untuk mandiri sehingga pekerjaan rumah tangga dapat diselesaikan tanpa terlalu saling bergantung.
"Saya menyampaikan pada perempuan-perempuan di sana untuk mengajarkan pasangannya untuk bisa memasak dan menyetrika. Itu bisa membantu kerja sama kedua pasangan,"katanya lalu tertawa.
Baca juga: 7 Fakta Batik yang Perlu Traveler Ketahui |
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan