Kapten Hay membagikan pengalamannya memimpin latihan militer Australia-Indonesia. Baginya Selat Lombok amat indah dan aman.
Kapten Philipa Hay merupakan komandan Satuan Tugas untuk Maritim Australia. Ia adalah wanita Australia pertama yang berkesempatan memimpin latihan militer angkatan laut 10 negara dalam kegiatan Rim of Pasific (RIMPAC) pada 2020.
Latihan yang bertujuan untuk menjaga hubungan kawasan dan regional itu juga melibatkan Indonesia. Kepada detikcom, Kapten Hay menceritakan pengalamannya berlatih bersama pasukan TNI Angkatan Laut di Selat Lombok pada 7 Juli lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin kita ada latihan di Selat Lombok, selain berbagi tugas dan operasional,"katanya.
"Salah satu selat yang saya sukai adalah Selat Lombok. Rasanya seperti melintasi lapangan bola yang kosong namun setelah itu memasuki pasar yang ramai. Salah satu titik di mana saya sering membawa junior-juniornya untuk mempelajari di mana dari kekosongan laut bisa melihat keramaiannya perlintasan-perlintasan,"ujarnya.
![]() |
Sebagaimana diketahui, Selat Lombok adalah selat yang menghubungkan Laut Jawa dengan Samudera Hindia. Selat ini terletak di antara Pulau Bali dan Pulau Lombok.
Selat Lombok merupakan salah satu selat strategis atau choke point yang menjadi jalur perlintasan kapal-kapal dari berbagai negara. Selat Lombok masuk dalam 6 Traffic Separation Scheme (TSS), yakni sistem rute manajemen lalu lintas maritim yang diatur International Maritime Organization (IMO).
Karena hal tersebut, tentara angkatan laut wajib memperketat penjagaan di sana. Namun sepengalaman Kapten Hay, selat ini terjamin keamanannya.
"Kita melihat perlintasan itu aman sekali di mana sangat profesional dijaga oleh TNI dan dengan TNI kita selalu bekerja sama untuk memajukan kebebasan bernavigasi, saling menghargai satu sama lain dan juga saling belajar,"paparnya.
Selain aman, Kapten Hay juga takjub pada keindahan Lombok. Salah satu kegiatan favoritnya saat ke Lombok adalah menyelam.
"Saya pribadi senang sekali menyelam. Saya senang sekali saat ke Lombok menyelam dan menikmati karang-karang di dekat perairan,"ia bercerita.
Namun tahun ini ia tak dapat sejenak berlibur dan turun ke daratan karena pandemi COVID-19.
"Sayang sekali di kesempatan tahun ini dengan adanya COVID-19 kita terbatas turun dari kapal dan mengunjungi daratan. Tetapi normalnya kita 8-10 kali dalam setahun, kita sering bekerja sama dan dalam kondisi normal, selalu kita sempatkan untuk turun ke daratan,"kata Kapten Hay.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum