Wabah COVID-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda bakal mereda. Di berbagai negara seperti Indonesia, penularan virus masih tergolong tinggi. Bandara Changi Singapura pun memperingatkan adanya masa-masa yang menakutkan di masa depan.
"Pertempuran dengan COVID-19 baru saja dimulai. Masa depan memang tampak menakutkan dengan situasi yang tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan," tulis Changi Airport Group dalam laporan tahunannya seperti dikutip dari BBC, Senin (5/10/2020).
Bandara yang terpilih sebagai bandara terbaik dunia versi Skytrax itu sudah menghentikan operasi di dua terminal karena jumlah penerbangan turun ke level terendah dalam sejarahnya. Changi juga menunda pembangunan terminal kelima setidaknya selama dua tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil tahunan yang dilaporkan Changi mencakup periode hingga akhir Maret 2020. Singapura melarang masuk dan transit pengunjung jangka pendek mulai pada 23 Maret lalu.
Namun dampak dari bulan-bulan tersebut masih memiliki dampak besar, Changi terpaksa kehilangan keuntungan yang sudah mereka pupuk sejak tahun 2019. Nilai keuntungan turun 36% menjadi 435 juta dolar Singapura.
Tahun lalu, Bandara Changi membuka Jewel, sebuah kompleks perbelanjaan dan hiburan seluas 14 hektar yang mencakup toko dan atraksi termasuk hutan hujan, pagar labirin dan air terjun dalam ruangan tertinggi di dunia.
![]() |
Kompleks baru ini telah membantu meredam pukulan akibat penurunan traveler dan berhasil meningkatkan pendapatan 2,6% menjadi 3,1 miliar dolar Singapura.
"Jewel adalah ikon baru bagi Singapura dan telah mendefinisikan ulang artinya menjadi bandara," tambah Changi Airport Group.
Namun Changi masih memperkirakan perjalanan internasional yang masih akan sulit dan agar bisa segera pulih sangat bergantung pada bagaimana negara-negara di seluruh dunia mengelola kontrol perbatasan, pelonggaran persyaratan perjalanan udara dan pengembangan perawatan medis yang layak untuk masyarakat yang terkena virus Corona.
Dari belahan dunia lain, awan gelap yang meliputi dunia penerbangan bisa dilihat di Amerika. Minggu lalu, maskapai penerbangan AS mulai memberhentikan ribuan pekerja setelah upaya untuk merundingkan rencana bantuan ekonomi baru di Kongres terhenti.
Dan bulan ini badan perdagangan penerbangan, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), menurunkan prakiraan lalu lintas tahun 2020, setelah jumlah perjalanan di musim panas tidak sesuai harapan. IATA memperkirakan setidaknya baru pada 2024 sebelum lalu lintas udara mencapai tingkat sebelum pandemi Corona.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum