Di Yogyakarta, kawasan Malioboro ikut menjadi korban unjuk rasa Omnibus Law UU Cipta Kerja. Sempat berantakan, destinasi populer itu kembali dibenahi.
Kawasan Malioboro dibenahi usai aksi unjuk rasa massa penentang UU Cipta Kerja pada Kamis (8/10) yang berujung rusuh dan menyebabkan kerusakan sejumlah fasilitas umum di area wisata tersebut.
"Upaya untuk mengondisikan dan membersihkan kawasan Malioboro usai aksi massa sudah dilakukan sejak semalam hingga pukul 24.00 WIB. Ada banyak elemen dan komunitas yang terlibat," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro, Ekwanto seperti dilansir detikTravel dari Antara, Jumat (9/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekwanto mengatakan, bahwa pembersihan pedestrian kawasan Malioboro akan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemolesan teraso pedestrian.
"Kebetulan akan ada kegiatan pemolesan teraso pedestrian, karena memang pedestrian ini sama sekali belum pernah dipoles sejak direvitalisasi," katanya.
Fasilitas umum lain yang rusak akibat kerusuhan dalam unjuk rasa Kamis (8/10) adalah tempat cuci tangan. Menurut Ekwanto, ada sekitar 50 tempa cuci tangan yang rusak akibat kerusuhan dan seluruhnya sudah diamankan di kantor UPT Malioboro.
"Untuk bangku tidak ada kerusakan, tetapi ada beberapa tutup tempat sampah yang hilang, padahal baru saja kami perbaiki. Taman di depan Gedung DPRD DIY juga sedang kami perbaiki," ia menambahkan.
Sebagian pedagang kaki lima saat ini belum berjualan, khususnya yang berada di bagian Utara Jalan Malioboro.
"Sebenarnya tidak ada imbauan bagi PKL untuk tutup, tetapi pedagang berinisiatif untuk tidak berjualan dulu sembari menunggu perkembangan kondisi," kata Ekwanto.
Dia mengatakan bahwa UPT belum menerima laporan dari para pedagang mengenai kerugian akibat demonstrasi rusuh.
"Tetapi kami sudah meminta mereka untuk menyampaikan laporan," katanya.
Seorang pedagang kaki lima di kawasan Malioboro yang tergabung dalam Paguyuban Handayani, Sogi Wartono, menyesalkan aksi masa yang semula berjalan damai kemudian menjadi rusuh. "Kami tidak menyangka aksinya bakal sebesar itu dan ricuh. Banyak gelas, piring, sampai tempat duduk kami yang rusak atau hilang," katanya menambahkan.
Sogi sudah meminta para pedagang yang tergabung dalam paguyuban menginventarisasi kerusakan dan kerugian akibat kerusuhan.
"Sebetulnya, jika aksi berlangsung damai, kami dari PKL akan merasa senang karena jumlah konsumen meningkat. Harapannya, jika ada aksi massa atau demo berlangsung tertib dan damai," katanya.
Sogi yang sehari-hari berjualan bakso di sekitar DPRD DIY, pada Jumat tidak berjualan dan berencana kembali berdagang di Malioboro mulai Minggu besok (11/10)
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!