Kain ulos merupakan warisan budaya kebanggaan suku Batak. Tak hanya menjadi pakaian khas, kain ini punya makna yang mendalam bagi masyarakat Batak.
Keistimewaan ulos membuatnya ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda oleh Pemerintah RI. Tak hanya itu, pemerintah juga menetapkan tanggal 17 Oktober sebagai Hari Ulos Nasional yang diperingati setiap tahun.
Masyarakat Batak memegang kepercayaan, merupakan satu dari tiga sumber kehangatan di dunia, selain matahari dan api. Kepercayaan itu dilatarbelakangi wilayah tempat tinggal suku Batak yang mayoritas ada di bukit berudara dingin. Mereka menggunakan ulos untuk menghangatkan diri, sehingga mereka percaya ulos merupakan sumber kehangatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kain ulos tak ubahnya identitas bagi masyarakat Batak. Di zaman dahulu, mereka menggunakan ulos untuk pakaian sehari-hari. Meskipun kini ulos tidak menjadi pilihan pakaian sehari-hari, kain ini kerap digunakan untuk acara-acara besar, seperti pesta pernikahan, kelahiran, hingga upacara kematian.
Berbicara soal kain ulos, ada berbagai fakta menarik yang menyertainya. Berikut ini beberapa fakta tentang kain ulos yang sayang untuk dilewatkan.
1. Cenderamata Khas Danau Toba
![]() |
Wisatawan yang bertandang ke Danau Toba kerap membeli kain ini sebagai cenderamata saat akan pulang. Di kawasan wisata Danau Toba yang merupakan destinasi wisata favorit #DiIndonesiaAja, pengunjung dapat menemui sejumlah penjual kain ulos dengan beragam motif. Salah satu sentra penjualan kain ulos terletak di Kecamatan Balige.
Pengunjung dapat memilih berbagai jenis kain ulos di Pasar Balige yang biasa disebut Onan Balige. Di sana terdapat enam balairung yang menjadi tempat menjual kain ulos. Kain ulos yang dijual di sana tidak hanya berbentuk sarung, tapi ada pula ikat kepala, syal, taplak meja, juga hiasan dinding.
2. Banyak Perajin Ulos di Samosir
![]() |
Kabupaten Samosir merupakan salah satu kawasan penghasil ulos terbesar di Sumatera Utara. Kerajinan tenun ulos adalah warisan budaya turun temurun sejak zaman dahulu.
Sampai saat ini, masih ada perajin ulos di Samosir masih yang menggunakan gedogan, yakni alat tenun tradisional yang digerakkan manual dengan tangan. Selain itu, beberapa perajin juga menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Para pengrajin di Samosir menghasilkan ulos dengan berbagai motif dan model. Ada ulos bentuk sarung, kemeja, dan sebagainya.
3. Hanya Punya 3 Warna Dasar
![]() |
Aslinya, kain ulos hanya memiliki tiga warna utama, yaitu hitam, putih, dan merah. Penggunaan tiga warna dasar tersebut memiliki latar belakang filosofis. Masing-masing warna punya arti tersendiri. Merah melambangkan keberanian, hitam bermakna kepemimpinan, dan putih mencerminkan kesucian.
Seiring perkembangan zaman, ada modifikasi pada kerajinan ulos sehingga warna yang digunakan semakin beragam. Namun, tiga warna dasar tersebut tetap yang paling banyak ditemukan.
4. Kepercayaan Suku Batak
![]() |
Kain ulos menyertai fase kehidupan masyarakat Batak. Kain ulos digunakan di tiga fase kehidupan mereka, yaitu saat lahir, menikah, dan saat meninggal dunia.
Suku Batak punya kepercayaan, kain ulos tidak boleh diberikan oleh orang yang lebih rendah hierarkinya, misalnya anak tidak boleh memberikan ulos kepada ayah.
5. Perkembangan Ulos
![]() |
Ulos kini tidak sebatas kebanggaan domestik masyarakat Batak. Akan tetapi, sudah banyak orang di luar suku Batak yang juga gemar mengenakan kain ini. Sentuhan kreasi kain ulos menjadi berbagai produk fesyen, seperti kemeja, tas, syal, dan sebagainya membuat kain ini semakin digemari masyarakat. Di samping itu, pengukuhan ulos sebagai warisan budaya nasional membuatnya semakin tersohor di seantero Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri.
Itu dia serba-serbi kain ulos yang keistimewaannya diabadikan menjadi hari nasional oleh pemerintah. Beragam jenis dan motif kain ulos bisa kamu dapatkan saat berwisata #DiIndonesiaAja, mengunjungi Danau Toba, Pantai Mutiara, Pulau Samosir, dan lainnya.
Saat nanti berkunjung ke tempat-tempat wisata di Sumatera Utara atau destinasi lain #DiIndonesiaAja, jangan lupa untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan di destinasi wisata. Selalu gunakan masker, jaga jarak minimal 1 meter dengan orang di sekitar, dan rutin cuci tangan dengan sabun di air mengalir atau gunakan hand sanitizer saat bepergian. Dengan begitu, berwisata semakin aman dan menyenangkan.
(akn/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!