Masa pandemi telah mengakibatkan beberapa sektor terdampak, salah satunya pariwisata. Beberapa tempat wisata sempat beberapa kali ditutup karena adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB, meski sekarang sudah ada beberapa yang kembali beroperasi.
Salah satu pengusaha taman rekreasi Safitri Siswono mengatakan di masa pandemi, pihaknya harus tutup selama 3 bulan lebih. Bahkan di tahun ini, beberapa tempat wisata miliknya harus tutup selama hampir 4 bulan lebih.
"Semua biaya tetap keluar mulai dari biaya listrik, PBB, tetap bayar overhead tapi tak ada pemasukan hingga 4 bulan. Jadi semua perusahaan pasti susah, dan kita berupaya untuk terus maju kita lakukan secara internal, kita berbenah, dan secara pasar juga harus berbenah, sehingga kita harus menyesuaikan diri," ujar Fitri dalam talkshow yang digelar secara online di YouTube BNPB, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, bukan berarti tempat wisata yang dikelola oleh Fitri tidak mendapatkan berkah. Di masa pandemi, tren gowes marak dilakukan oleh masyarakat. Dari tren tersebut salah satu tempat wisata yang dikelolanya mendapatkan berkah dari para pesepeda, seperti Bukit Waruwangi di Serang, Banten. Tak hanya tempat wisata, kafe Kopi Kahyangan, di Ciseeng, pun ikut mendapat berkah.
"Banyak sekali komunitas sepeda yang datang ke Kopi Kahyangan untuk istirahat, foto-foto, makan-makan kemudian gowes lagi. Orang juga merasa nyaman di situ karena outdoor. Bukit Waruwangi di Serang juga mendapatkan berkah dari aktivitas penggowes dari Jakarta yang butuh trek yang lebih panjang dan menantang, mereka akhirnya memutuskan untuk gowes di bukit waruwangi di Serang," ungkap Fitri.
Lebih lanjut ia mengatakan di tempat-tempat wisata yang ia kelola, protokol kesehatan juga tetap dijalankan meski tempat wisata yang ia kelola kebanyakan bertemakan outdoor. Beberapa protokol kesehatan yang diberlakukan mulai dari disifenksi beberapa tempat makan dan kamar mandi selama 4 kali dan juga kolam renang yang telah menerapkan protokol yang telah ditentukan.
"Semua karyawan kami juga mengenakan masker, dan setiap hari dicek suhu tubuhnya dan kita tempatkan di depan sehingga pengunjung dapat melihat suhu dari karyawan kami. Pengunjung juga kita batasi dan juga mengimbau mereka untuk menjaga jarak," pungkasnya.
Guna mencegah penyebaran COVID-19, masyarakat juga diimbau selalu #IngatPesanIbu seperti halnya yang dikampanyekan Satgas COVID-19, yakni dengan menerapkan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak).
(prf/ega)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia