Menyusul turunnya aktivitas Gunung Slamet dari level II (waspada) ke level I (normal). Jalur pendakian Gunung Slamet melalui Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga dibuka mulai Minggu (25/10) lusa.
"Insyaallah (Pendakian Gunung Slamet) buka mulai Minggu tanggal 25 Oktober 2020," kata Junior Manajer Perhutani KPH Banyumas Timur Sugito melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Kamis (22/10/2020).
Selain Pos pendakian Gunung Slamet yang berada di Purbalingga, pihaknya pada hari ini juga sudah mulai membuka jalur pendakian ke Gunung Slamet yang melalui jalur Baturraden, Kabupaten Banyumas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baturraden dibuka hari ini," ujarnya singkat.
Baca juga: Gunung Andong Segera Dibuka, Siap-siap Ya |
Dia mengatakan jika nantinya untuk seluruh pendaki yang akan naik ke Gunung Slamet hanya direkomendasikan sampai batas aman di Plawangan. Hal tersebut sesuai rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yakni berada pada radius aman, 1 kilometer dari kawah.
Bahkan untuk mengantisipasi membludaknya jumlah pendaki yang selama ini akan naik ke Gunung Slamet setelah lama ditutup. Setiap harinya pihaknya hanya membatasi sebanyak 300 orang pendaki.
Selain itu, di masa pandemi virus Corona atau COVID-19 seperti saat ini, pihaknya juga akan memberlakukan protokol kesehatan untuk setiap pendaki yang akan mendaki ke Gunung Slamet.
Diantaranya yakni pendaki diminta membawa surat keterangan rapid test COVID-19 atau minimal surat keterangan sehat, suhu tubuh di bawah 37 derajat celcius, menggunakan masker dan bawa cadangan minimal 2 buah, sering mencuci tangan dan membawa hand sanitizer untuk membersihkan tangan, jaga jarak dengan pendaki lain, tidak berkerumun dan jaga ketertiban.
Selain itu, hindarkan tangan menyentuh bagian wajah, isi tenda maksimal 50 persen dari kapasitas dan jarak antar tenda minimal 2 meter, menggunakan alat pribadi untuk berbagai keperluan seperti makan, minum, ibadah, sampah wajib dibawa turun dan tidak melakukan vandalisme serta merusak lingkungan, ekosistem dan habitat yang ada.
"Kuota pendakian dibatasi setiap hari, untuk (jalur) Bambangan 300 orang per hari, Gn Malang 50 orang per hari, Baturraden 50 orang per hari," jelasnya.
Sudah siap mendaki Gunung Slamet, travelers?
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!