Papua Barat merupakan wilayah pemekaran dari Provinsi Papua yang dulu pernah bernama Irian Jaya Barat. Provinsi ini terletak di belahan barat Pulau Papua. Wilayahnya mencakup mulai dari pesisir barat Pulau Papua sampai bagian Kepala Burung.
Ibu kota Papua Barat adalah Manokwari. Terdiri dari 1 kota madya, yaitu Sorong dan 10 kabupaten yaitu Manokwari, Fak-fak, Kaimana, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Sorong Selatan, Raja Ampat, Maybrat, dan Tambrauw.
Dari buku Storypedia: Nusantara oleh Tim Women Script & Co, disebutkan Papua Barat adalah provinsi yang memiliki otonomi khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mari mengenal lebih dalam dari pakaian adat, tari tradisional, hingga rumah adat Papua Barat:
Pakaian adat Papua Barat tidak jauh beda dengan pakaian adat Papua, yakni koteka.
Tari tradisional Papua Barat yakni Tari Selamat Datang. Tarian ini merupakan tari penyambutan terhadap tamu-tamu yang datang ke tanah Papua.
Ada juga tari dari Papua Barat yang bernama tari Tifa. Tari ini melambangkan kebersamaan dan semangat masyarakat Papua yang diiringi alat musik tifa.
Rumah adat Papua Barat yakni Rumah Hanoi. Hanoi dibentuk seperti kerucut dan tanpa jendela. Hal ini untuk menghindari udara malam yang dingin di puncak pegunungan.
Struktur bangunan Rumah Honai terdiri dari dua lantai dan terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut. Atapnya terbuat dari jerami atau ilalang.
Lantai pertama terdiri dari kamar-kamar dan digunakan sebagai tempat tidur. Lantai kedua untuk tempat beraktivitas.
Ada juga rumah adat Papua Barat yang bernama Rumah Kaki Seribu. Rumah Kaki Seribu adalah rumah adat asli dari penduduk suku Arfak.
Suku Arfak menetap di Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Kenapa dinamakan Rumah Kaki Seribu karena menggunakan banyak tiang penyangga di bawahnya. Tiang itu jika dilihat memiliki banyak kaki layaknya hewan kaki seribu.
Rumah adat Papua Barat ini terbuat dari kayu dan daun sagu atau daun jerami sebagai atapnya. Biasanya rumah ini tertutup tanpa jendela. Rumah ini hanya memiliki dua pintu, depan dan belakang.
Semakin jauh ke pedalaman, tiang-tiang rumah dibuat semakin tinggi. Bahkan bisa mencapai empat meter. Nama asli rumah tradisional suku bangsa Arfak ini disebut Mod Aki Aksa atau Lgkojei.
Bicara makanannya, orang Papua Barat juga mengolah sagu untuk menjadi papeda atau bubur sagu. Cara mengonsumsi papeda adalah langsung menelannya saat hangat dengan kuah ikan kuning.
Baca juga: Honai, Rumah Adat Papua dan Keunikannya |
(nwy/pal)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum