Foto Viral Komodo Vs Truk, Ini Penjelasan Lengkap Badan Otorita

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Foto Viral Komodo Vs Truk, Ini Penjelasan Lengkap Badan Otorita

Bonauli - detikTravel
Senin, 26 Okt 2020 18:37 WIB
Viral foto Komodo vs truk
Komodo Vs Truk di Rinca (Istimewa)
Jakarta -

Taman Nasional Komodo viral kembali. Kali ini TNK jadi perbincangan karena sebuah foto yang berisikan komodo di area pembangunan dan dekat dengan truk.

Foto tersebut diposting oleh akun @gregoriusafioma, dengan caption:

"Dapat kiriman foto tentang situasi pembangunan "jurassic park" ini dr seorang teman.⁣ Komodo "hadang" Truck pembangunan Jurassic Park di Rinca. ⁣
⁣
Ini benar-benar "gila", tak pernah dibayangkan sebelumnya bisa terjadi. ⁣

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


⁣
Truk masuk ke dalam kawasan konservasi yang dijaga ketat selama puluhan tahun dan telah secara sistematik meminggirkan masyarakat dari akses terhadap pembangunan yg layak demi konservasi. ⁣
⁣
Ini barangkali truk pertama yang masuk ke dalam kawasan konservasi komodo sejak komodo menjadi perhatian dunia tahun 1912.⁣
⁣
Dengan santuy, orang menyaksikan dari atas truk, tanpa mereka menyadari bahwa kawasan ini telah melewati sejarah yang sangat panjang dan melibatkan narasi-narasi pengorbanan dari berbagai pihak. ⁣
⁣
Semua cara untuk menentang rencana ini sudah dilakukan dan dilakukan secara terhomat sebagaimana pemuja rejim ini kehendaki baik di jalanan maupun di kantor-kantor pemerintahan, namun nyatanya memang tidak didengarkan. ⁣
⁣
Pembangunan ini berawal dari kunjungan presiden Jokowi pada Juli 2019. Dalam kunjungan itu, ia mengumumkan rencana pembangunan tersebut. KLHK yang menjadi pengelolah TNK, hanya "nurut" saja kemauan presiden. ⁣
⁣
Padahal tahun sebelumnya, beramai-ramai orang membongkar pengaplingan PT. Segara Komodo Lestari, milik David Makes (adiknya, Josua Makes, pemilik plataran komodo) di kawasan yang sama dan KLHK berkomitmen meninjau kembali ijin pembangunan dalam kawasan. ⁣
⁣
Saya sendiri skeptis apakah pembangunan ini benar-benar suatu keputusan yang terencana atau rencana yang impulsif karena momentum saja. Jokowi sendiri mungkin tak banyak paham tentang konservasi komodo jika hanya mengandalkan satu-dua kali kunjungan saja. ⁣
⁣
Dalam kunjungan kedua itu, kita mudah melihat siapa yang memfasilitasi Jokowi saat itu (bdk, kapal, tempat nginap, dan orang-orang yang mendampingi). ⁣ Presiden yang terobsesi dengan investasi apalagi yg menjual "kesejahteraan" masyarakat, tentu sangat antusias dg rencana itu. Padahal konsekuensinya banyak.⁣
⁣
Melihat foto ini, dalih zona pemanfaatan hanyalah alibi semata. tahapan proses pembangunan ini saja, sdh jelas mengabaikan prinsip konservasi, apalagi bangunan dan model pengelolaan," tulisnya.

Melihat ini, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) pun memberikan tanggapan.

ADVERTISEMENT

"Pemerintah sangat concern terkait pelaksanaan pembangunan di zona pemanfaatan Loh Buaya. Pembangunan di Loh Buaya dilakukan dengan sangat hati-hati," ujar Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina.

Shana menambahkan bahwa setiap pagi akan dilakukan briefing terkait keamanan dan keselamatan baik untuk para pekerja, dan keamanan satwa yang ada di Loh Buaya. Pembangunan diperhatikan agar jangan sampai ada satwa terganggu.

Truk yang dalam foto yang viral tersebut diketahui sedang dalam perjalanan untuk membawa tiang pancang yang berat. Nantinya tiang pancang akan dipasang menjadi pondasi untuk bangunan Information Center di Loh Buaya.

"Di sana sangat hati-hati dengan api, dll. Untuk penggunaan truk kemarin dilakukan untuk membawa tiang pancang yang berat,' jelasnya.

Shana juga menegaskan bahwa truk dalam foto tersebut memang sedang dalam posisi berhenti.

"Untuk mencegah dampak negatif dari pembangunan sarana dan prasarana di kawasan tersebut. Dilaksanakan protokol pengawasan terhadap satwa komodo yang dilakukan oleh 5-10 ranger atau polisi hutan di Taman Nasional Komodo," tegasnya.

Sesuai dengan isi undang-undang KLHK, seluruh pembangunan hanya boleh dilakukan di zona pemanfaatan. Protokol pengawasan ini pun langsung dimandatkan dari Dirjen KSDAE, Wiratno.

"Jadi pembangunan fasilitas di Loh Buaya betul-betul dilakukan dengan memperhatikan semua aspek ekologi, sebagaimana sudah direncanakan dalam Kajian Dampak Lingkungan," ungkap Shana.

"Pemerintah sudah pasti mengutamakan kelestarian dan keseimbangan ekosistem dalam melaksanakan pembangunan yang ada, dan semuanya sudah melalui prosedur dan kajian yang mendalam," tuturnya.




(bnl/ddn)

Hide Ads