Soal Istilah Jurassic Park Pulau Rinca, Ini Kata Tim Arsitek

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Soal Istilah Jurassic Park Pulau Rinca, Ini Kata Tim Arsitek

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Selasa, 27 Okt 2020 16:00 WIB
Desain Pulau Rinca.
Desain bakal bangunan di Pulau Rinca (dok HAP/Instagram)
Labuan Bajo -

Branding wisata Jurassic Park di Pulau Rinca kian menuai pro kontra. Terkait hal itu, berikut komentar dari tim arsitek yang diberi mandat.

Semenjak foto komodo menghadang truk di Pulau Rinca menjadi viral, tak sedikit masyarakat setempat dan warganet yang mengkritisi pembangunan di salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Labuan Bajo. Tagar #savekomodo pun berkumandang di dunia maya.

Konsep wisata Jurassic Park ikut dikritik, beserta narasi dan opini yang berkembang di masyarakat dan dunia maya terkait kehadiran bangunan yang tengah dibangun di Loh Buaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menampik akan konsep wisata Jurassic Park di Pulau Rinca. Melainkan pengelolaan taman nasional di zona pemanfaatan yang diperuntukkan untuk eko wisata.

"Saya sampaikan tidak ada konsep wisata Jurassic Park, pengelolaan taman nasional ada zona pemanfaatan, zona pemanfaatan boleh jadi eco wisata bukan mass tourism," ujar Dirjen Konservasi SDA dan Ekowisata, KLHK Wiratno dalam wawancara CNNIndonesia yang dilihat detikTravel, Selasa (27/10/2020).

ADVERTISEMENT
Menko Luhut Binsar Pandjaitan kunjungan ke Labuan BajoMenko Luhut Binsar Pandjaitan kunjungan ke Labuan Bajo (Dok. Kemenko Kemaritiman dan Investasi)

Ditelusuri lebih lanjut, brand wisata Jurassic Park lebih dulu dipopulerkan oleh Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, saat menjawab isu penutupan taman nasional bagi masyarakat setempat pada 11 Oktober 2019 silam.

"Itu kayak dinosaurus (Jurassic Park) di Komodo, mau dibikin research center. Kita mau atur supaya nggak semrawut. Jadi jangan khawatir enggak dapat kerjaan. Dengan adanya penataan begini, maka nanti penduduk setempat akan lebih sejahtera," kata Luhut di kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019).

Dalam praktiknya, proyek desain untuk pembangunan Pulau Rinca jatuh ke PT HAN AWAL yang diberi mandat untuk oleh Kementerian PUPR. Di awal September kemarin, Yori Antar selaku pemimpin dari PT HAN AWAL juga ikut mempopulerkan branding serupa.

"Wisata Jurassic di Pulau Rinca, adalah salah satu KSPN andalan untuk memfasilitasi kunjungan turis yang semakin lama semakin banyak," ujar Yori dalam unggahan Instagramnya (5/10).

Kemudian, Yori mengutus arsitek rekanannya dari PT HAN AWAL, Hafila Fania untuk membuat desain terkait pusat informasi dan fasilitasnya serta Reginald Agussalim untuk dermaga Rinca.

Dihubungi detikTravel, Fania dari PT HAN AWAL mengiyakan perihal branding wisata Jurassic yang juga dituturkan oleh atasannya. Namun, bukan Jurassic Park.

"Iya, kami dari tim perencana itu sebenarnya memberi judul wisata Jurassic gitu. Kenapa wisata Jurassic? Memang istilahnya itu turunan dari era purbakala komodo itu, tapi kami tidak menyebut Jurassic Park gitu," ujar Fania.

Perihal nama branding, Fania merujuk istilah wisata Jurassic terkait dengan keberadaan sang komodo sendiri yang merupakan hewan purba. Hanya saja tak ada kaitannya dengan film Jurassic Park beserta isinya yang tayang di layar kaca.

"Sebenarnya orang mau menyebut apa juga itu bebas. Orang menyebut proyek ini dengan judul apapun sah-sah saja, karena proyek ini tuh interpretasinya tidak benar-benar seperti film Jurassic Park dan itu akan bisa dibuktikan nanti ketika bangunannya itu jadi," tambah Fania.

Desain Pulau Rinca.Desain Pulau Rinca (dok HAP/Instagram)

Dari sisi branding, Fania membandingkan wisata Jurassic dengan wisata bahari, wisata kuliner dan wisata budaya. Diakui olehnya, pembangunan pariwisata tak lepas dari branding.

"Ini hanya masalah branding wisata Jurassic dan tidak ada sangkut pautnya dengan substansi film tersebut sama sekali. Karena apa? bagaimana pun suatu objek pariwisata Pemerintah itu harus bisa menarik turis dari dalam dan luar negeri. Karena contohnya kita tahu patung Maneken Piss di Belgia itu orang antre cuma buat lihat apa? Patung setinggi 60 cm," ujar Fania.

Dari sisi desain yang dibangun, Fania mengutarakan bahwa karyanya tersebut tidak menghadirkan kandang ala-ala film Jurassic Park seperti narasi yang banyak beredar.

"Kami juga bisa menyebut ini wisata Jurassic, tapi bukan berarti seperti Jurassic Park yang terus-terusan diplintir seperti itu. Dan suatu saat nanti itu akan terbukti sendiri, bahwa ini tidak seperti Jurassic Park seperti di film, ada kandang atau komodo dikurung seperti itu," tutupnya.




(rdy/ddn)

Hide Ads